TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengelar diskusi dengan anak buahnya di acara Kinerja Setahun Kementerian Kelautan pada hari ini Jumat, 30 Oktober 2015 di Ballroom Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan. Di situ, Susi Pudjiastuti menyatakan tekadnya terus mereformasi sektor perikanan demi perubahan yang diminta Presiden Joko Widodo. Alasan itu pula yang membuat dia bersedia menjadi menteri di kabinet Jokowi.
"Bapak Presiden Jokowi bilang kita perlu perubahan dan mengubah.. itu kata-kata yang paling menarik bagi saya untuk mau bergabung dengan kabinet," kata Susi dalam acara Kinerja Satu Tahun Kelautan dan Perikanan di Kantor KKP, Jakarta, Jumat.
Susi mengaku datang dengan kepala kosong saat bergabung dalam kabinet Jokowi. Namun ia menyakini, amanat yang diembannya akan menjadi aktivitas yang sangat menarik dan dinamis.
SIMAK:
Kata Menteri Susi, Ini Jalur Perdagangan Mafia Kepiting
Begini Penilaian Para Eselon I terhadap Kinerja Menteri Susi
Susi mengenang saat pertama memegang jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan, hal awal yang banyak dibicarakan adalah mengenai penampilannya yang unik.
Sejak awal, berdasarkan masukan dari berbagai pihak, Susi menilai kelemahan Indonesia di mata kalangan investor internasional adalah kurangnya penegakan hukum.
"Karena itu langkah pertama yang ingin saya tunjukkan adalah Indonesia bagus dalam penegakan hukum," kata Susi.
Untuk itu, Susi juga tegas dalam fokus pada pemberantasan kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia, sampai-sampai mengundang duta besar sejumlah negara tetangga untuk menjelaskannya.
Dengan pemberantasan pencurian ikan itu, Susi mengklaim telah berhasil menghemat BBM dari Indonesia yang digunakan kapal asing itu. "Kami amankan BBM nasional sampai 36 persen yang nilainya ratusan triliun," katanya.
SIMAK JUGA
Jusuf Kalla : Menteri Susi Ngetop karena Banyak Bakar Kapal
Gaya Menteri Susi Saat Raker bersama Komisi IV DPR
Susi menegaskan bahwa sumber daya kelautan dan perikanan seharusnya diberikan kepada masyarakat sendiri agar mereka juga bisa merasakan hasil laut, selain memberikan pangan laut berupa perikanan dan komoditas lainnya demi mengamankan sumber protein.
"Target kita yang utama mencukupi kebutuhan ikan dalam negeri, bila ada lebihnya baru kita ekspor," katanya.
Dirjen Penguatan Daya Saing KKP Nilanto Perbowo menyebut Menteri Kelautan dan Perikanan telah memulai gerakan yang disebutnya "fisheries reform" atau reformasi perikanan. Selain juga soal terobosan di struktur anggaran. "Anggaran APBN 60 persen diperuntukan untuk stake holder. Lebih dari separuh untuk nelayan maupun pembudidaya. Ini suatu perubahan yang luar biasa," ujarnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku bangga telah bekerja selama setahun dan melakukan sejumlah perubahan. "Perasaan bangga dan syukur yang luar biasa bisa bekerja bersama semua. Saya kadang enggak percaya melihat perubahan yang cepat," ujar Susi.
DEVY ERNIS | ANTARA