TEMPO.CO , Jakarta: Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (IKAPPI) mengeluhkan pendirian ritel-ritel modern yang sudah masuk hingga level desa. Hal ini menurut Ketua IKAPPI, Abdullah Mansuri, merusak ekonomi rakyat yang bergantung pada pasar tradisional.
"Faktanya telah terjadi penurunan omzet telah yang menimpa seluruh pedagang pasar tradisional tanpa terkecuali," ujar Abdullah dalam keterangannya Kamis, 15 Oktober 2015.
Menurutnya paket deregulasi dan debirokrasi juga berdampak negatif dengan memberikan karpet merah bagi menjamurnya ritel modern.
Bendahara Umum IKAPPI Hardini Puspasari mengatakan, hanya masyarakat yang sudah terbiasa datang yang bisa menikmati daya tarik pasar tradisional. "Yang lain, cenderung memilih datang ke pasar modern," kata dia
Guna mengatasi masalah tersebut, IKAPPI meminta pemerintah melakukan empat kebijakan strategis.
Pertama, revitalisasi bangunan agar memberikan kesan bersih, dan menyenangkan bagi masyarakat. Kedua, revitalisasi manajemen sumber daya manusia . Yaitu mendorong peningkatan kapasitas SDM agar mampu bersaing
Ketiga, revitalisasi ekonomi dengan memberikan dukungan pembiayaan kepada para pedagang pasar tradisional sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dan keempat, revitalisasi sosial budaya dengan tetap mempertahankan ciri khas dari suatu daerah yang ada di pasar tradisional. "Karena perbedaan pasar tradisional dengan pasar modern adalah ciri khas yang ditampilkan," ucap Abdullah.
AHMAD FAIZ IBNU SANI