TEMPO.CO, Bandung - Assistant Manager External Relations Marketing Operation Region III Pertamina Milla Suciyani mengatakan, penjualan bahan bakar minyak nonsubsidi Pertalite di wilayah DKI, Jawa Barat, dan Banten sudah menembus 900 kiloliter per hari. “Paling banyak penjualannya di DKI Jakarta, soalnya volume kendaraannya lebih banyak,” kata dia, kepada Tempo, Selasa, 8 September 2015.
Milla mengatakan, sejak peluncurannya perdana pada Juli 2015, kini Pertalite sudah tersedia di semua kabupaten/kota di DKI, Jawa Barat, serta Banten. Penjualan Pertalite terbesar di wilayah Jabodetabek yang menembus separuh dari rata-rata penjualannya di tiga provinsi tersebut. “Di atas 50 persen,” kata dia.
Menurut Milla, penjualan Pertalite yang terus menanjak itu tidak menggerus pasar bahan bakar minyak nonsubsidi Pertamax. “Penjualan Pertamax masih baik. Pengguna Pertalite sebagian besar pindahan dari konsumen Premium,” kata dia.
Sejak mulai dipasarkan perdana pada Juli 2015, Petamina terus menambah outlet penjualan Pertalite. Terakhir tercatat 453 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang tersebar di 39 kabupaten/kota di DKI, Jawa Barat, serta Banten.
Rinciannya 215 SPBU di wilayah Jawa Barat, 138 SPBU di wilayah DKI serta 100 SPBU di Banten. “Kami ingin lebih banyak lagi masyarakat yang berpindah dari produk Premium ke Pertalite, serta merasakan sendiri tarikan mesin yang lebih enteng dan jarak tempuh yang lebih jauh," kata General Manager PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region III Jumali, dalam rilis yang diterima Tempo, Selasa, 8 September 2015.
Pertamina mengklaim, Pertalite dengan oktan 90 cocok untuk kendaraan yang menggunakan teknologi terkini dibandingkan Premium yang beroktan 88. Pertamina kini menjual Pertalite Rp 8.300 terhitung mulai 1 September 2015. Harga Premium, bahan bakar minyak yang masih dalam subsidi pemerintah saat ini Rp 7.400 per liter.
AHMAD FIKRI