TEMPO.CO, Surabaya-Program tol laut yang didengung-dengungkan Presiden Joko Widodo masih terkendala permasalahan konektivitas antarpulau-pulau kecil di Indonesia. Pelayaran penumpang di pulau-pulau kecil ini diakui masih terhambat oleh buruknya infrastruktur pelabuhan dan armada kapal yang memadai.
"(Soal konektivitas) itu masih jadi PR (pekerjaan rumah) yang besar. Besar sekali," ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan kepada wartawan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jumat, 24 Juli 2015.
Menurut Jonan, kondisi alam di Indonesia mempengaruhi penyelesaian masalah konektivitas tersebut. Ombak besar menjadi hambatan yang berada di luar kendali manusia.
“Kalau ombaknya terlalu besar, pasti asumsinya kapal terlalu kecil. Tapi kalau kapalnya sebesar KM Awu yang berkapasitas 1.000 orang, ya nggak bisa masuk pelabuhan juga. Gelombangnya empat meter (tingginya), kita nggak bisa apa-apa. Harus menunggu,” kata dia.
Jonan menambahkan, butuh waktu lama untuk mengubah dermaga di kepulauan sehingga mampu disinggahi kapal penumpang berkapasitas besar. “Perairan yang ombaknya besar memang mustinya kapalnya juga lebih besar. Nah kalau lawannya ombak, mau tol laut, tol darat, bedanya apa? Membangun dermaga lebih besar apa bisa cepat?” katanya.
Jonan menuturkan pemerintah butuh waktu agar masyarakat kepulauan menikmati kemudahan yang dijanjikan program tol laut. “Kalau (kapal) untuk angkutan penumpang ya ada aja, tapi butuh programnya besar sekali,” ucap Jonan.
ARTIKA RACHMI FARMITA