TEMPO.CO, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengungkapkan, transaksi pembelian kendaraan baru di wilayahnya turun akibat perekonomian lesu. “Biasanya 1,6 juta kendaraan bermotor per tahun, tahun ini turun jadi 1,3 juta kendaraan,” kata dia, Rabu, 22 Juli 2015.
Deddy mengatakan, kondisi perekonomian yang lesu serta masih rendahnya realisasi anggaran pemerintah mempengaruhi daya beli masyarakat. ”Saya berharap kalau anggaran pemerintah sudah ngucur, masuk ke masyarakat, daya beli meningkat,” kata dia.
Menurut Deddy, penurunan transaksi pembelian kendaraan baru itu mempengaruhi target pendapatan daerah dari pajak kendaraan bermotor. Karena itu pemerintah Jawa Barat kemungkinan akan mengoreksi target pendapatan. “Makanya kami buat rancangan di perubahan dari kecenderungan menurunnya di semester pertama,” kata dia.
Sejumlah inovasi juga disiapkan untuk membidik pembayar pajak kendaraan yang menunggak. Deddy mencontohkan, salah satunya Samdong atau Samsat Gendong, yakni layanan jemput bola bagi pembayaran pajak kendaraan ke desa-desa. “Salah satunya orang tidak membayar pajak karena aksesnya jauh ke kota, lama-lama dia malas bayar. Makanya pendekatannya lewat operasi, dan mendekatkan pelayanan. Nanti nongkrong saja di rumah,” kata dia.
Kepala Dinas Pendapatan Daerah Jawa Barat Dadang Suharto mengatakan, seluruh pajak kendaraan menyumbang 70 persen dari total pendapatan APBD. Pemerintah Jawa Barat menargetkan pendapatan dalam APBD 2015 sebesar Rp 23,9 triliun. “Cukup besar andilnya terhadap pendapatan,” katanya.
AHMAD FIKRI