TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan maskapai penerbangan AirAsia Indonesia memastikan tak pernah mengalami kesulitan finansial sejak berdiri pada 2004. Menurut Presiden Direktur AirAsia Sunu Widyatmoko, perusahaan mendapatkan pendanaan penuh dari pemegang saham melalui komposisi ekuitas yang beragam.
“Kami memperoleh uang muka dari pemegang saham, didukung laporan neraca keuangan AirAsia Berhad yang kuat. Pemegang saham kami selalu dan akan senantiasa memberikan komitmen penuh terhadap operasional perusahaan,” ujar Sunu dalam siaran resmi tertulis yang diterima pada Kamis, 9 Juli 2015.
Sunu mengatakan hingga kini kegiatan operasional AirAsia Indonesia tetap berjalan normal. Menurut dia, spekulasi mengenai izin operasional perusahaan yang dibekukan tidak akurat. “Tingkat ekuitas tidak pernah menjadi sebuah isu mengingat perusahaan mendapatkan pendanaan penuh dari berbagai sumber,” ujar dia.
Pernyataan Sunu ini menanggapi pengumuman Kementerian Perhubungan yang menyebut sebanyak 13 maskapai penerbangan kekurangan modal, salah satunya AirAsia Indonesia. Menurut Kementerian, ekuitas negatif dari setiap perusahaan berpotensi menimbulkan masalah pada operasional maskapai. Untuk mengatasi itu, pemerintah meminta maskapai meningkatkan permodalan hingga batas waktu akhir 31 Juli 2015.
Sunu menuturkan pihaknya akan berkomunikasi aktif dengan Kementerian Perhubungan untuk memastikan arah kebijakan terpenuhi. “Kami memiliki fundamental bisnis yang kuat didukung dengan arus kas yang positif pada kuartal I 2015,”ujar Sunu. "Kami berkomitmen untuk terus menerbangkan lebih banyak turis mancanegara ke Indonesia."
Secara terpisah, AirAsia Berhad sebagai pemegang saham AirAsia telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan modal saham AirAsia Indonesia, antara lain dengan melakukan penjualan saham perdana (IPO) AirAsia Indonesia dalam rangka memenuhi rencana pertumbuhan di Indonesia.
DEVY ERNIS