TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan Indonesia ingin kembali aktif dalam Organization of Petroleum Exporting Countries. Keinginan ini, kata dia, telah mendapatkan izin dari Presiden Joko Widodo. Namun Indonesia tak akan langsung kembali menjadi anggota. “Kita akan masuk sebagai peninjau dulu,” kata dia di kantornya, Kamis, 7 Mei 2015.
Ia mengatakan saat ini Indonesia masih mengeskpor gas meski sedikit. Sebab itu, tak salah jika Indonesia kembali menjadi anggota organisasi ini. Level keanggotaan sebagai peninjau, kata dia, akan membuat Indonesia bisa berada di pasar dan berinteraksi dengan produsen besar.
Jadi Indonesia akan menjadi salah satu pembeli terbesar. “Kalau kita jauh dari produsen, enggak akan bisa ambil keuntungan,” kata dia. Dengan bergabung bersama para eksportir besar, kata dia, maka akan semakin dekat dengan produsen dan menutup celah bagi para mafia migas.
Mafia migas, menurut Sudirman, muncul karena jauhnya jarak pembeli dengan penjual. Jika jarak itu dipersempit, maka kondisi akan lebih baik. “Bahkan, sebenarnya kita sudah ditawari untuk aktif kembali. Kita ini dianggap negara penting, walaupun bukan net eksportir,” kata Sudirman.
Pada 2008 Indonesia menghentikan sementara keanggotaannya di OPEC. Saat itu Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Purnomo Yusgiantoro mengatakan bila status Indonesia sudah kembali sebagai eksportir, mungkin saja akan kembali bergabung dengan organisasi yang beranggotakan 13 negara itu.
TRI ARTINING PUTRI