TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Bank BNI pada Selasa kemarin menunjuk ekonom senior Rizal Ramli sebagai komisaris utama. Saat penunjukan itu, Mantan Menteri Koordinator Perekonomian di era Presiden Abdurahman Wahid dan dan Menteri Keuangan di era Megawati Soekarnoputri itu kini berada di London, Inggris, untuk menjadi pembicara di berbagai forum.
Kenapa Rizal mau didapuk jadi komisaris utama bank pelat merah itu? Kepada Tempo melalui pesan singkat, dia berkata, "Bank BNI itu bagus, punya tradisi yang kuat, tapi perlu banyak perbaikan," ujarnya, Rabu, 18 Maret 2015. Namun dia tak menjelaskan lebih lanjut perbaikan seperti apa yang harus dilakukan di BNI. "Maaf saya masih di London," kata dia lagi.
Sejumlah pihak menyebut Rizal sebagai ekonom bertangan dingin. Pada 2000, dia menjadi Kepala Badan Urusan Logistik dan berhasil melakukan efisiensi sebesar Rp 1,5 triliun. Kemudian, sewaktu jadi Komisaris Utama PT Semen Gresik, dia berhasil membawa BUMN itu meraih laba Rp 1,8 triliun pada 2007, atau naik 37 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,3 triliun.
Doktor ekonomi asal University Boston itu akan bekerja sama dengan Direktur Utama BNI yang baru Achmad Baiquni.
Sejumlah nama lain yang masuk struktur dewan komisaris, antara lain mantan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati, mantan Direksi Bank Danamon Joseph Luhukay, dosen Universitas Trisakti Pataniari Siahaan, mantan Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini, serta akademikus Universitas Gadjah Mada Revrisond Baswir.
PRAGA UTAMA