TEMPO.CO, Jakarta -Kabar yang menyebutkan pilot pesawat AirAsia PK-AXC QZ8501, Kapten Irianto sempat meninggalkan kokpit dibantah Ketua Tim Investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Mardjono Siswosuwarno. “Ngarang, nggak ada cerita itu,” katanya, Sabtu, 31 Januari 2015.
Sebelumnya, Kantor Berita Reuters, berdasarkan sejumlah sumber anonim menyebutkan Kapten Irianto, pilot pesawat yang jatuh 28 Desember 2014 lalu itu sempat meninggalkan kursinya untuk mereset flight augmentation computer (FAC) sebelum pesawat kehilangan kendali. FAC adalah alat untuk mencegah pesawat terbang tidak terkendali.
Reuters menulis Kapten Irianto meninggalkan kursi kokpit untuk mereset FAC dan menarik tombol circuit breaker guna memutus aliran listrik. Pemutusan listrik ini tak membuat pesawat jatuh, namun akan mematikan sistem perlindungan otomatis.
Masih menurut Reuters, ketika Kapten Irianto berusaha memutus aliran listrik, maka yang mengendalikan pesawat adalah Kopilot Remi Plesel, warga Prancis. Saat itu pesawat terbang secara manual. Laporan itu menyebut, saat Kapten Irianto kembali ke kokpit untuk mengambilalih kendali, semuanya sudah terlambat.
Pilot senior PT Garuda Indonesia, Shadrach M. Nababan, mengatakan praktek kopilot atau first officer menjadi pilot in command menggantikan kapten pilot adalah normal. Menurut dia informasi tentang hal tersebut akan bisa diketahui dari rekaman cockpit voice recorder. “Apa benar kapten pilot sempat meninggalkan kokpit,” ujarnya.
Ketua Subkomite Udara KNKT, Masruri meminta semua pihak tidak melakukan kriminalisasi. Hingga saat ini KNKT tidak menemukan indikasi terjadinya aksi kriminal dalam kecelakaan ini. “Kalau ada, kami pasti langsung lapor ke Kepolisian, tak perlu disuruh,” ujarnya kemarin.
Media Inggris The Telegraph, melansir Pengadilan Prancis menyatakan akan mulai menyelidiki kemungkinan aksi kriminal dalam kasus QZ8501. Sebab detik-detik menjelang kecelakaan, pesawat dikendalikan kopilot yang warga Prancis. “Apa urusannya Prancis? Nggak ada urusan dengan kriminal,” kata Masruri.
Sekretaris Perusahaan PT Indonesia AirAsia, Audrey Progastama Petriny, menolak menganggapi soal kopilot yang memegang kemudi pesawat. Ihwal otoritas Prancis yang berniat ikut melakukan investigasi, Presiden Direktur Indonesia AirAsia, Sunu Widyatmoko, mengatakan akan mengikuti semua proses yang berlaku. “Nanti kami akan ikuti prosesnya,” ungkapnya.
KHAIRUL ANAM | ALI HIDAYAT