Kendala lainnya adalah bahan bakar. Menurut Freddy, stok bahan bakar kapal patroli masih kurang. Akibatnya, memasuki bulan Oktober, kapal patroli sudah kesulitan menyisir laut Indonesia yang luas. "Wajar saja kalau banyak yang lolos, karena bahan bakar kurang. Padahal, titik-titik patrolinya sudah dipilih yang rawan saja seperti Natuna dan Arafura," ujar Freddy. (Baca: 6 Kapal Pencuri Ikan Antre Ditenggelamkan)
Koordinasi, kata Freddy, juga jadi kendala. Freddy berkata kerap kali perintah dari presiden tak tersampaikan dengan baik sehingga penenggelaman kapal tidak maksimal. Padahal, menurut Freddy, prosedur penenggelaman kapal sudah cukup sederhana. (Baca: 4 Rencana Menteri Susi yang Berantakan)
Freddy mengatakan penenggelaman kapal selalu diawali dengan rapat gelar patroli yang kemudian hasilnya dilanjutkan kepada Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan untuk dibagi kepada nahkoda-nahkoda yang akan patroli. "Koordinasi ke bawah, ke kementerian dan TNI AL, seharusnya tak susah dan tinggal bagi wilayah patroli saja," ujar Freddy. (Baca juga: Begini Cara Deteksi dan Tindak Kapal Ilegal)
ISTMAN M.P.
Topik terhangat:
KSAL Baru | Lumpur Lapindo | Perayaan Natal | Susi Pudjiastuti | Kasus Munir
Berita terpopuler lainnya:
4 Rencana Menteri Susi yang Berantakan
Gubernur FPI Pantang Ucap Selamat Natal ke Ahok
Ahok Makan Babi, Ibu-ibu di NTT 'Klepek-klepek'