Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yahoo! Akuisisi Perusahaan Iklan Raksasa

image-gnews
TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Yahoo! Inc kembali menggelar aksi korporasi. Kali ini, Yahoo! memutuskan membeli perusahaan iklan video digital BrightRoll dengan membayar US$ 640 juta (sekitar Rp 7,8 triliun). (Baca: Yahoo! Indonesia Bakal Ditutup?)

Manajemen Yahoo! mengatakan pembelian Brightroll memudahkan upaya mereka mengembangkan sektor iklan berbasis video. "Yahoo! akan menjadi perusahaan yang memiliki platform iklan video terbesar di Amerika Serikat,'' katanya seperti dikutip dari BBC.

Adapun BrightRoll merupakan perusahaan iklan video online yang menggaet banyak merek ternama dunia sebagai klien. Pendapatannya tahun ini lebih dari US$ 100 juta (sekitar Rp 1,2 triliun). (Baca: Spekulasi Yahoo! Indonesia Tutup, Ini Jawabannya )

Keputusan Yahoo! masuk ke bisnis iklan via video ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Selama ini, pemasukan Yahoo! menurun akibat jumlah iklan online di situs Internet merosot. Pada kuartal III, pendapatan Yahoo! dari iklan turun 5 persen. Yahoo! kalah jauh oleh Google yang berhasil menggenjot pendapatan 17 persen. (Baca: Yahoo! Berencana Beli Penyedia Konten YouTube)

CEO Yahoo! Marissa Mayer mengatakan iklan video menyajikan kesempatan terbesar untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. "BrightRoll adalah perusahaan yang tepat dan cocok dengan Yahoo! dari sisi strategi dan finansial,'' katanya. (Baca: Yahoo! Bikin Tandingan YouTube)

Akuisisi atas BrightRoll ini merupakan belanja terbesar Yahoo!, setelah perusahaan itu mendapat suntikan dana dari penjualan sahamnya kepada Alibaba senilai US$ 9,4 miliar pada September 2014. Setelah menggaet Brightroll, Yahoo! berniat membeli penyedia aplikasi chatting, Snapchat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

YOLANDA RYAN ARMINDYA

Berita Terpopuler
Menteri Susi Ternyata Pernah Jadi Buronan Polisi 
Tiga Tokoh Ini Disoraki Penonton
Ahok Bimbang Laporkan Ketua FPI ke Polisi





 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

22 Februari 2021

Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar.
Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.


Meretas 6.000 Akun Email, Mantan Insinyur Yahoo Divonis 5 Tahun

8 Juli 2020

Ilustrasi hacker sedang menjual identitas digital di dalam dark web. mic.com
Meretas 6.000 Akun Email, Mantan Insinyur Yahoo Divonis 5 Tahun

Ruiz telah mengakses akun tersebut selama masa jabatan di Yahoo mulai 2009 hingga 2019.


Logo Berubah, Yahoo Klaim Pengunduh Aplikasi Meningkat

22 Oktober 2019

Logo Yahoo
Logo Berubah, Yahoo Klaim Pengunduh Aplikasi Meningkat

Setelah logo Yahoo berubah pada akhir September 2019, jumlah unduhan aplikasi Yahoo meningkat.


Aplikasi Yahoo Mail Kembangkan Fitur Inbox Inovatif

27 September 2019

Yahoo! Mail
Aplikasi Yahoo Mail Kembangkan Fitur Inbox Inovatif

Aplikasi baru Yahoo Mail menawarkan solusi mengatur kekacauan kotak masuk pengguna, mempersonalisasi dan mengontrol kotak masuk mereka.


Yahoo Mail Down, Pengguna Ancam Hapus Akun dan Pindah Gmail

6 September 2019

Ketika Raksasa Yahoo! Limbung
Yahoo Mail Down, Pengguna Ancam Hapus Akun dan Pindah Gmail

Yahoo Mail dikabarkan down baru-baru, dan membuat banyak pengguna kesal serta mengancam akan menutup akun mereka.


Pengadilan AS Tolak Tawaran Penyelesaian Kasus Peretasan Yahoo

30 Januari 2019

Yahoo
Pengadilan AS Tolak Tawaran Penyelesaian Kasus Peretasan Yahoo

Yahoo dinilai lambat melaporkan tiga celah keamanan dari 2013 hingga 2016 yang berdampak pada 3 miliar akun.


Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

11 Juni 2018

Tampilan situs Ditjen Pajak www.pajak.go.id yang diretas oleh pihak yang mengaku sebagai Anonymous Arabe pada Ahad pukul 9 malam lalu, 10 Juni 2018 (foto kanan). Hingga siang ini, situs tersebut masih dalam pemulihan dan dialihkan ke www.djponline.pajak.go.id (foto kiri). Foto: djponline.pajak.go.id / istimewa
Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.


Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

31 Mei 2018

Ilustrasi kejahatan internet
Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.


Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

24 Januari 2018

Global Director Priceprice.com Takayoshi Kuki (tengah) dalam acara peluncuran situs perbandingan harga Priceprice.com di Jakarta, Rabu, 24 Januari 2018. Tempo/Syafiul Hadi
Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.


Terungkap, 3 Miliar Akun Yahoo Dicuri pada 2013

4 Oktober 2017

Loeb Lepas Sahamnya di Yahoo!
Terungkap, 3 Miliar Akun Yahoo Dicuri pada 2013

Yahoo meyakini semua tiga miliar akunnya terkena dampak pencurian, bukan sebanyak 1 miliar seperti yang diperkirakan sebelumnya.