TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pertanian Aswaldi Anwar mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak akan berdampak pada melambungnya biaya distribusi produk pangan. Akibatnya, kata dia, harga produk pertanian pun bakal ikut meningkat. "Harga hasil pangan diperkirakan naik sekitar lima persen," kata Aswaldi saat dihubungi Tempo, Senin, 1 September 2014.
Seperti diberitakan, beban subsidi BBM tahun ini diperkirakan akan membengkak akibat kuota konsumsi yang melebihi ekspektasi. Salah satu opsi agar beban anggaran negara tak meningkat adalah dengan menaikkan harga BBM bersubsidi. Bahkan, tim transisi presiden terpilih, Joko Widodo, telah melakukan simulasi jika pemerintahan masa mendatang menaikkan harga BBM bersubsidi.
Aswaldi mengatakan naiknya harga pangan merupakan indikator paling sederhana yang mudah terlihat jika harga BBM naik. Selain akibat meningkatnya biaya distribusi, harga pangan juga akan naik seiring biaya produksi pertanian yang bertambah. "Solar juga digunakan untuk menjalankan mesin traktor para petani," ujar dia.
Jika harga hasil pangan naik, kata Aswaldi, laju inflasi dipastikan ikut meningkat. Selama ini harga barang kebutuhan pokok menjadi salah satu penyebab utama naiknya laju inflasi. Meski demikian, dalam jangka pendek, Aswaldi memperkirakan efek domino kenaikan harga BBM akan menaikkan inflasi kurang dari satu persen.
Menurut Aswaldi, sebenarnya harga hasil pangan tak hanya dipengaruhi harga BBM. Subsidi benih dan pupuk yang tak tepat sasaran juga dapat menjadi salah satu faktor kenaikan harga. "Ditambah lagi perubahan iklim yang tak menentu akan menambah panjang daftar penyebab kenaikan harga hasil pangan pada masa mendatang," kata dia.
YOLANDA RYAN ARMINDYA
Terpopuler:
'Tangan Saya Dipaksa Pegang Kelaminnya'
Pilot Garuda Indonesia Meninggal di Pesawat
Butet Kartaredjasa: Mbok Florence Dibebaskan
Polisi 'Narkoba' Idha Nyaris Jadi Suami Bupati
Kalla Capek Bicara Soal Harga BBM ke SBY