TEMPO.CO, Jakarta: Para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) menyatakan larangan pembelian solar di pompa bensin akan menurunkan penjualan. Turunnya omzet terutama untuk pengusaha yang memiliki pompa bensin di wilayah Jakarta Pusat. "Dampaknya sudah pasti ada, omzet menurun sementara cost operasional tetap," kata Ketua DPD Hiswana Migas wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, Juan Tarigan ketika dihubungi Tempo, Jumat, 1 Agustus 2014. (Baca juga: Pembatasan Solar Subsidi Dianggap Tak Efektif)
Dengan adanya aturan itu, Juan mengatakan pengusaha bisa kehilangan keuntungan dari menjual solar subsidi. Meski demikian, dia mengakui ada potensi penjualan Pertamina Dex akan naik. "Tapi mungkin tidak sebanding kenaikannya karena sebagian orang memilih mengisi di wilayah Jakarta lain dibanding beli nonsubsidi," katanya. (Baca juga: Puncak Mudik, SPBU Tambah Stok BBM 200 Persen)
Apalagi disparitas harga antara solar bersubsidi dan Pertamina Dex lumayan cukup besar. Harga Dex mencapai Rp 13.000 per liter, sedangkan solar hanya Rp 5.500 per liter. Oleh sebab itu, Juan pesimistis margin keuntungan penjualan solar bersubsidi bisa ditutup dengan margin penjualan Pertamina Dex.
Saat ini Juan mengatakan margin keuntungan Pertamina Dex sekitar Rp 375 per liter. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan solar bersubsidi yaitu Rp 90-230 per liter.
Pada hari-hari normal, kata Juan, biasanya satu SPBU bisa menjual 500-1.000 liter Pertamina Dex per harinya, berbanding juh dengan solar subsidi yang bisa mencapai lebih dari 3 kilo liter per hari.
Adanya aturan ini tentu sangat berimbas pada pengusaha yang memiliki pom bensin di Jakarta Pusat. Lain halnya untuk wilayah lain yang berbatasan yang justru diuntungkan karena merasakan perpindahan
Oleh sebab itu, dia meminta adanya kenaikan margin penjualan Pertamina Dex khusus di wilayah Jakarta Pusat. Kenaikan margin adalah sebagai kompensasi keuntungan dari penjualan solar bersubsidi yang kini hilang. "Ini mau kami bicarakan dengan Pertamina," kata Juan.
Seperti diketahui, pemerintah akan mulai membatasi konsumsi BBM di sejumlah wilayah Indonesia. Per 1 Agustus 2014 layanan BBM jenis solar di wilayah Jakarta Pusat ditiadakan.
Mulai 4 Agustus 2014 penjualan solar di Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatera dibatasi hanya pukul 08.00-18.00 waktu setempat untuk beberapa SPBU yang dianggap rawan. Selanjutnya pada 6 Agustus 2014 pembatasan penjualan solar bersubsidi akan diberlakukan untuk nelayan. Tak hanya itu, penjualan Premium juga akan dilarang disepanjang jalan tol.
ANANDA PUTRI
Berita Terpopuler
Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia
Syafi'i Maarif: Dukung ISIS Itu Sinting
Dua Sebab ISIS Berpotensi Berkembang di Indonesia
Ini Jawaban Australia Soal Bocoran Wikileaks