TEMPO.CO, Bogor - Pengalihan pengangkut semen PT Indocement dari truk menjadi kereta diyakini dapat menghemat pemakaian bahan bakar minyak hingga 1 juta liter per tahun. Bila diasumsikan harga bahan bakar minyak (BBM) industri senilai Rp 11 ribu per liter, penghematan dapat mencapai Rp 11 miliar.
Hal itu diungkapkan Direktur Umum PT Indocement Tunggal Prakasa TBK Kuky Permana di Bogor, Rabu, 2 Juli 2014. "Dengan penghematan BBM sebesar itu, kita juga bisa mengurangi emisi karbon dioksida lebih dari 3.000 ton per tahun," ujar Kuky saat meresmikan rute kereta pengangkut semen Semen Tiga Roda dengan rute Nambo-Banyuwangi pada Rabu, 2 Juli 2014.
Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan juga mengatakan konsumsi BBM kereta hanya seperdelapan sampai sepersepuluh konsumsi truk. Ditambah lagi, emisi gas buangan kereta api sangat rendah. "Penggunaan kereta api juga akan mengurangi kepadatan kendaraan di jalan raya," ujar Jonan.
Menurut Jonan, pertumbuhan angkutan logistik berkembang semakin pesat sejak lima tahun lalu. Di Pulau Jawa saja, pertumbuhan tonase angkutan logistik telah tumbuh hingga lima kali lipat. Namun pertumbuhan ini belum diimbangi dengan pertumbuhan jalur kereta. (Baca juga: Fanatisme Masyarakat Jawa Picu Angkutan Semen).
"Kalau rel yang digunakan masih sama, pasti akan semakin banyak kereta yang harus saling mengalah saat berpapasan," kata Jonan.
Sementara itu, Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya mengatakan akan terus menggunakan pengangkutan semen dengan kereta selama masih menguntungkan. Dia meminta pertambahan gudang serta penyederhanaan sistem muat barang agar pengangkutan dengan kereta semakin kompetitif.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA