TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Bank Indonesia mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 7,5 persen dinilai sudah tepat oleh sebagian kalangan. Mereka berpendapat, di tengah kinerja perekonomian yang melambat, keputusan tersebut diyakini akan menjaga optimisme dan gairah pertumbuhan ekonomi.
Kepala Ekonom PT Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menyatakan keputusan tidak mengubah BI Rate tersebut telah sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. Sebab, menurut dia, dalam situasi likuiditas yang sudah ketat, pelaku pasar memang berharap suku bunga acuan tidak semakin tinggi. “Kebijakan mempertahankan BI Rate sudah memenuhi harapan pasar,” katanya, Kamis, 12 Juni 2014.
Lana menjelaskan, akibat BI Rate yang sudah cukup tinggi, yakni 7,5 persen, likuiditas di pasar keuangan memang meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Konsekuensinya, sebagian perbankan akhirnya berlomba-lomba menaikkan suku bunga tabungan untuk memperbesar jumlah dana pihak ketiga. “Beberapa bank pemerintah pun tak luput dari kecenderungan ini,” ujarnya. (Baca: Inflasi Mei Rendah, BI Rate Belum Perlu Dinaikkan)
Analis PT Monex Investindo Futures, Albertus Christian, pun memandang keputusan soal BI Rate telah tepat. Dengan tingkat inflasi pada Mei yang masih rendah, yakni 0,16 persen atau sebesar 7,32 persen untuk inflasi tahunan, BI Rate sebesar 7,5 persen dipandang masih cukup relevan. “Level BI Rate masih sesuai dengan kondisi inflasi,” katanya.
Ihwal upaya memperbaiki target penerimaan, Albertus mengimbau pemerintah meminimalkan penerbitan regulasi yang berpotensi mengurangi penerimaan negara, misalnya aturan larangan ekspor mineral. Albertus pun menyarankan pemerintah untuk mengurangi komponen anggaran belanja sosial yang tinggi dan dinilai tidak efektif, seperti subsidi bahan bakar minyak dan listrik. Menurut Albertus, dengan nilai tukar rupiah yang melemah, beban subsidi tentu akan semakin membengkak.
MEGEL
Berita Terpopuler:
Pemerintah dan DPR Sepakati Asumsi Makro APBNP
Smartphone Mozilla Rp 295 Ribu Hadir di Akhir 2014
Beberapa Faktor Ini Sebabkan Rupiah Melemah
Harga Emas Comex Melemah Tipis Pagi Ini
2015, ESDM: Lifting Minyak 830 Ribu Barel Per Hari