TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan rencana pengabungan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk sudah melalui kajian yang melibatkan berbagai konsultan. "Saya harus menjelaskan bahwa tidak benar akuisisi ini belum melalui kajian yang mendalam. Seolah-olah saya menteri ngawur," ujarnya, Kamis, 24 April 2014. (Baca: Akuisisi BTN Batal)
Dahlan menjelaskan, penggabungan dua bank tersebut ditujukan untuk meningkatkan daya saing perbankan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Namun, jika presiden tidak menyetujuinya, dia mengaku pasrah. "Saya akan tunduk kalau memang benar-benar diperintah membatalkan akuisisi BTN oleh Bank Mandiri oleh atasan saya." (Baca: Asosiasi Pengembang Perumahan Tolak Akuisisi BTN)
Sebaliknya, Dahlan justru mengaku heran, setelah pemilihan umum, menteri tidak boleh mengambil kebijakan strategis pada akhir kepemimpinannya. "Jangan sampai dengan selesainya pemilahan umum 9 April lalu seolah-olah pemerintah sudah demisioner, sehingga menteri tidak bisa lagi bekerja maksimal," tuturnya. (Baca: Kata Dahlan, Akuisisi BTN Beres Dalam Tiga Bulan)
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyatakan presiden menolak rencana akuisisi BTN oleh Mandiri. Menurut Dipo, proses akuisisi BTN berpotensi menjadi beban bagi pemerintahan mendatang lantaran prosesnya panjang.
Akuisisi BTN, kata Dipo, juga dinilai tidak sesuai dengan instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta menteri dan pejabat negara tak mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan keresahan masyarakat. Instruksi itu disampaikan di dua sidang kabinet, yakni pada 5 dan 19 Januari 2014.
ANANDA PUTRI
Terpopuler
Istana Tolak Akuisisi BTN
May Day, Buruh Siapkan Dukungan Capres
Istana Tolak Akuisisi BTN, Dahlan: Sayang Sekali
Hatta: Empat Perusahaan Siap Bangun Smelter