TEMPO.CO, Surabaya -PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) segera menggarap proyek pengerukan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) pada Mei 2014. Direktur Utama PT Pelindo III Djarwo Surjanto mengatakan pengerukan APBS membutuhkan waktu sekitar satu tahun. Pekerjaan itu, kata Djarwo, berupa pelebaran alur dari 100 meter menjadi 150 meter dan pendalaman alur hingga -13 meter low water spring (mLWS).
Kontraktornya adalah Van Oord Dredging and Marine Contractors BV (Van Oord) asal Belanda. Rencana pengerukan dan pelebaran APBS sendiri tertunda selama 14 tahun. "Ditargetkan awal 2015 pekerjaan ini selesai dan APBS dapat dilalui kapal berukuran besar dengan muatan yang lebih banyak," kata Djarwo seusai meneken surat perjanjian pemborongan dengan kontraktor di Surabaya, Jumat 4 April 2014.
Proyek ini masuk tahap pertama dengan menelan anggaran US$ 76 juta. Bila membawa dampak signifikan, kata Djarwo, proyek lanjutan segera dikerjakan. "APBS dirancang memiliki lebar hingga 200 meter dan kedalaman hingga -16 mLWS," ujarnya.
Pimpinan Proyek APBS, Handiek Eko Setiantoro, mengatakan proyek ini terkendala keberadaan pipa eks Kodeco yang melintang di APBS. Pada tahap awal, pekerjaan dilakukan di luar perlintasan jalur pipa gas. "Kami mengeruk empat titik lokasi di sepanjang APBS dengan panjang sekitar 19 kilometer. Volume pasir dan lumpur mencapai 10 juta meter kubik."
Direktur Van Oord Dredging and Marine Contractors BV Peter Van Der Hulst mengaku siap memulai pekerjaan pengerukan APBS. Alat-alat yang akan digunakan untuk mengeruk APBS telah tiba. "Kapal keruk sudah ada di sekitar Surabaya. Kapal-kapal itu akan segera bergerak ketika semuanya telah siap pada bulan Mei 2014."
DIANANTA P. SUMEDI
Berita Terpopuler
Jokowi Mendatangi Rumah Iwan Fals di Depok
Jokowi: Kampung Deret Petogogan Mirip Apartemen
Satinah Tetap Diadili Walau Diyat Dilunasi