TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Ernest Evert Mangindaan menantang bawahannya untuk memperbaiki layanan kereta api. Perbaikan yang dikehendaki Mangindaan adalah revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2011 tentang standar pelayanan minimum layanan kereta api. "Berani enggak, Direktur Jenderal Perkeretaapian," kata dia dalam dialog di Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 11 Maret 2014.
Mangindaan menantang bawahannya untuk merevisi aturan layanan tersebut paling lama enam bulan. Dia mengharapkan revisi tersebut memiliki konsep layanan yang menyeluruh, bukan parsial. Mangindaan juga mengaku sudah berdialog dengan para pemangku kepentingan mengenai revisi aturan standar pelayanan minimum. Hasilnya, kereta api dinilai semakin baik dan dipercaya sebagai angkutan massal, baik untuk penumpang maupun barang. "Artinya, selama ini perkeretaapian Indonesia tidak tidur." (PT KAI Buka Layanan Angkutan Barang ke Tanjung Mas).
Sejak dibentuk pada 2005, Direktorat Jenderal Perkeretaapian mencanangkan program revitalisasi kereta api nasional. Menurut Mangindaan, pada 2011 pemerintah menetapkan rencana induk perkeretaapian nasional yang selama ini menjadi acuan menentukan strategi lima tahunan. Meskipun menjadi pedoman, Mangindaan menyatakan rencana strategi tersebut tidak baku, dalam arti masih bisa terjadi perubahan akibat tuntutan masyarakat dan kemajuan teknologi. "Rencana strategis harus dievaluasi setiap dua tahun, jangan terpaku pada strategi sendiri," ujarnya.
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2011, tercantum beberapa patokan layanan yang harus dipenuhi operator kereta api. Poin penting dalam aturan ini adalah layanan di stasiun, kereta api antar kota serta kereta api perkotaan. Seiring berjalannya waktu, beberapa dari standar layanan tersebut sudah ketinggalan zaman dan harus dibenahi. (Baca: Surabaya-Malang Dilayani Kereta Eksekutif Bima ).
MARIA YUNIAR
Berita Terpopuler
Akal Bulus Sejoli Pembunuh Ade Sara
Pilot Pesawat Malaysia Airlines yang Hilang Hobi Simulasi
Kata Jokowi Soal Eks Tim Suksesnya di Proyek Busway
Terungkap, 'Penumpang Gelap' Malaysia Airlines