TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan mengungkapkan, belakangan ini banyak muncul keluhan ihwal membeludaknya jumlah kendaraan pribadi. Terlebih setelah adanya produk mobil murah atau low cost green car (LCGC).
Ia menyebut LCGC sebagai produksi kebanggaan putra bangsa. Oleh karena itu, menurut Mangindaan, sebaiknya tidak ada penolakan terhadap mobil jenis tersebut.
Namun, Mangindaan mengaku memiliki catatan khusus untuk LCGC. "Dengan catatan, prioritaskan untuk di kota-kota besar luar Jawa," ucapnya dalam sambutan pengumuman pemenang lomba Sayembara Penelitian Transportasi Nasional, di Jakarta, Kamis, 10 Oktober 2013.
Mangindaan berpesan pada pemilik LCGC di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Jawa untuk menggunakan mobil pribadi, termasuk LCGC, pada akhir pekan saja. Selebihnya, ia mengimbau masyarakat menggunakan angkutan umum untuk bepergian.
"Saya sudah usul ke Kementerian Perindustrian, tolong diutamakan kendaraan hemat energi untuk kendaraan umum," ujarnya.
Ia pun mengusulkan Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk mengajukan kredit pembelian kendaraan murah dan hemat energi. Mangindaan menyarankan Organda meremajakan armada-armada yang sudah tua agar bisa membeli kendaraan yang hemat energi.
Mangindaan menyebut kemacetan itu bukan hanya disebabkan oleh mobil, tapi juga sepeda motor. Banyaknya sepeda motor ini karena peningkatan pertumbuhan penduduk yang berdampak pada mobilitas masyarakat. Prasarana seperti jalan pun menjadi masalah. Namun, ia berpendapat, kerja sama pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta mampu menjadi jalan keluar.
"Karena sekarang tidak harus bersandar pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tapi bisa lewat kerja sama pemerintah-swasta (KPS) atau public-private partnership (PPP)," kata Mangindaan.
MARIA YUNIAR