TEMPO.CO, Bandung - Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Jawa Barat mencapai 3,87 persen, lebih tinggi dibandingkan angka inflasi nasional, yakni 3,29 persen. Inflasi tahun year to date, tahun kalender Januari-Juli 2013, mencapai 8,29 persen. "Revisi target inflasi tahun ini 7,86 persen sudah terlewati," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jawa Barat, Dody Gunawan Yusuf, di kantornya di Bandung, 1 Agustus 2013.
Menurut dia, sepertiga efek kenaikan BBM terhadap inflasi sudah muncul sejak Juni 2013. Saat itu inflasi Jawa Barat tercatat 1,5 persen. Puncak efek langsung kenaikan BBM terjadi pada Juli 2013. Penyumbangnya didominasi oleh kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, serta kelompok bahan makanan. "Dua pertiga efek langsung kenaikan BBM terjadi Juli," kata Dody.
Komoditas yang menyumbang kenaikan inflasi adalah bensin 0,88 persen dan angkutan dalam kota 0,84 persen. Disusul kelompok bahan makanan dan bumbu, di antaranya bawang merah, daging ayam ras, cabai rawit, telur ayam, serta daging sapi.
Menurut dia, hasil hitungan inflasi Juli 2013 bisa lebih besar lagi jika komponen biaya pendidikan masuk dalam perhitungan bulan ini. Mayoritas semua kota yang dihitung BPS belum melaporkan hasil hitungan survei komponen biaya pendidikan. Sebagian komponen biaya pendidikan sudah naik mengikuti tahun ajaran baru, tapi penghitungan inflasinya baru akan digabungkan dalam hitungan inflasi Agustus 2013 nanti.
Dia berharap, inflasi Jawa Barat tahun ini tidak tembus dua digit. Inflasi yang terjadi bulan ini masih lumayan dibandingkan dengan inflasi pada bulan yang sama saat pemerintah menaikkan harga BBM pada 2005 lalu. Saat itu inflasi Jawa Barat mencapai 8 persen, dan hitungan inflasi tahun 2005 menembus 19 persen.
Dody mengatakan kemungkinan inflasi Agustus 2013 bakal lebih rendah. Dia beralasan, efek langsung kenaikan BBM sudah tidak akan terasa Agustus nanti. Dia mencontohkan, andil inflasi bensin dan angkutan dalam kota sudah tidak akan muncul dalam hitungan inflasi Agustus 2013 nanti. Potensi penyumbang inflasi tahun depan ada pada kenaikan biaya pendidikan.
Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jawa Barat, Ruslan, mengatakan pemerintah harus mewaspadai keseimbangan antara supply dan demand untuk produk hortikultura jika ingin menekan kenaikan inflasi hingga akhir tahun ini.
BPS mencatat inflasi tertinggi terjadi di daerah-daerah penyangga Ibu Kota, yakni Kota Depok 4,58 persen, disusul Kota Bogor 4,46 persen, dan Kota Bekasi 4,06 persen. Sedangkan kota lainnya lebih rendah dibandingkan inflasi Jawa Barat, yakni Kota Cireobn 3,24 persen, Kota Sukabumi 3,11 persen, Kota Bandung 3,1 persen, dan terendah Kota Tasikmalaya 2,84 persen. BPS juga mencatat inflasi terjadi di pedesaan, yakni 3,38 persen.
AHMAD FIKRI
Topik terhangat:
Ahok vs Lulung | Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri
Berita lainnya:
Ahok Hadapi Preman, Prabowo Pasang Badan
Ahmadiyah: Moeldoko Terlibat Operasi Sajadah 2011
Penerobos Portal Busway Bukan Anak Jenderal
Nazaruddin Janji Ungkap Kasus yang Lebih Besar