TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha nasional Samin Tan resmi pisah dengan Grup Bakrie dalam kepemilikan saham bersama di Bumi PLc, perusahaan tambang yang tercatat di Bursa London, Inggris. Samin melalui perusahaannya PT Borneo Lumbung energi dan Metal Tbk (BORN) dan Grup Bakrie melalui PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan Long Haul Holding Ltd masing-masing memiliki 23,8 persen saham di Bumi Plc, atau total 47,6 persen.
Pada 11 Juli 2013, Borneo Lumbung telah mencapai kesepakatan dengan Bakrie & Brothers dan Long Haul untuk melakukan restrukturisasi kepemilikan saham di Bumi Plc tersebut. Setelah dilakukan pemisahan, kemudian Borneo Lumbung melalui Ravenwood Pte.Ltd akan mengakuisisi 23,8 persen saham Grup Bakrie di Bumi Plc senilai US$ 223 juta (Rp 2,2 triliun).
"Akuisisi ini akan dilakukan jika telah mendapatkan persetujuan oleh mayoritas pemegang saham independen Borneo Lumbung,” ujar Presiden Direktur Borneo Lumbung Alexander Ramlie dalam keterangan tertulisnya kepada PT Bursa Efek Indonesia, 11 Juli 2013. Jumlah dana yang dikeluarkan setara dengan 2,60 poundsterling untuk setiap saham Bumi PLC.
Pada 2011, Borneo Lumbung telah membeli dua perusahaan Bakrie, yakni Bumi Borneo Resources Pte Ltd dan Borneo Bumi Energi & Metal Pte Ltd. Keduanya secara tidak langsung memiliki 23,8 persen saham di Bumi Plc. Setelah transaksi akuisisi selesai dilakukan, maka Borneo akan menjadi pemegang saham terbesar dan pengendali di Bumi Plc yakni 47,6 persen.
Restrukturisasi kepemilikan saham ini dilakukan Borneo Lumbung dengan mentransfer kepemilikan sahamnya di Bumi Borneo kepada Grup Bakrie. Kemudian Grup Bakrie mentransfer kepemilikannya di Borneo Bumi kepada Borneo Lumbung. Bumi Borneo mentransfer sekitar 3 juta hak suara yang ditangguhkan di Bumi Plc ke Borneo Bumi.
“Namun, restrukturisasi ini baru bisa berlanjut apabila pemegang saham independen Bumi Plc menyetujui penjualan saham PT Bumi Resources Tbk kepada grup Bakrie sebanyak 29,2 persen,” ujar Alexander.
Setelah semua proses itu, Borneo Lumbung dapat menguasai 85 persen saham PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), yang juga merupakan anak usaha Bumi Plc. Jika transaksi ini berhasil dilakukan maka akan menjawab teka-teki siapa yang akan memiliki saham Grup Bakrie di Bumi Plc pasca rencana tukar guling saham Bumi Resources terlaksana.
Pada 7 Juli lalu, Kantor Berita Reuters melaporkan bahwa Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra juga dikabarkan tertarik membeli 23,8 persen saham Grup Bakrie di Bumi Plc. Harian Inggris, The Sunday Times melaporkan Thaksin telah menyiapkan sejumlah dana untuk membeli saham tersebut. Namun belum jelas berapa nilai akuisisi yang disepakati oleh Thaksin.
Manajemen Bumi Plc di London, pada 10 Juli, mengatakan proses negosiasi pemisahan Grup Bakrie dari Bumi Plc sedang tahap finalisasi. Bumi Plc akan mendapat uang tunai US$ 500 juta atas transaksi tersebut. “Grup Bakrie akan membeli 29,2% saham kami di Bumi Resources dengan nilai lebih dari US$ 500 juta yang akan dibayar secara tunai,” ujar manajemen Bumi Plc dalam keterangan tertulisnya.
Manajemen Bumi Plc sudah mengetahui diskusi yang berlangsung antara Grup Bakrie dan Grup Borneo. Namun, manajemen Bumi Plc tidak ikut campur dalam pembicaraan tersebut. Terkait potensi terjadinya konflik kepentingan, para direktur Bumi Plc yang terafiliasi dengan Borneo Lumbung sudah menyatakan mereka secara sukarela akan mengundurkan diri.
RIRIN AGUSTIA | AMRI MAHBUB