TEMPO.CO, Jakarta - Primaya Hospital Group, jaringan rumah sakit swasta di Indonesia dengan perusahaan holding, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk., menggelar penawaran umum perdana saham kepada publik atau IPO (Initial Public Offering). Adapun masa penawaran awal saham telah dibuka sejak 14 Oktober hingga 21 Oktober 2022 mendatang.
“Dari total dana dari penawaran tersebut akan kami gunakan untuk, 50 persen akan dialokasikan sebagai dana tambahan perolehan tanah untuk pembangunan rumah sakit di kota-kota besar di Indonesia, terutama di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa,” kata Direktur dan CEO Primaya Hospital, Leona A. Karnali, dalam Konferensi Pers Penawaran Umum Perdana Saham Primaya Hospital Group, di Hotel JS Luwansa, pada Senin, 17 Oktober 2022.
Baca: 40 Perusahaan Masuk Pipeline IPO, BEI Sebut Banyak yang dari Sektor Teknologi
Selanjutnya, sekitar 25 persen dana yang diperoleh dari penawaran itu akan digunakan untuk dana tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan medis di rumah sakit yang telah beroperasional saat ini. Sisanya, sekitar persen akan digunakan untuk dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit baru.
Dengan kode saham “PRAY”, Primaya Hospital akan melepas sebanyak-banyaknya 302.222.300 saham baru, dengan harga penawaran berkisar Rp 900 - 950 setiap saham. Walhasil. jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana saham ini paling banyak mencapai Rp 287.111.185.000 atau sekitar Rp 287,11 miliar.
Adapun persentase kepemilikan masyarakat mewakili sebanyak 2,17 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan pada saat tanggal pencatatan. Sementara perkiraan masa penawaran umum perdana saham akan dilakukan antara 1 hingga 4 November 2022.
Selanjutnya, perkiraan tanggal penjatahan pada 4 November 2022 yang diteruskan tanggal distribusi saham pada 7 November 2022. Terakhir, tanggal pencatatan saham perusahaan yang dikelola oleh Grup Saratoga ini di Bursa Efek Indonesia diperkirakan dilakukan pada 8 November 2022.
Selanjutnya: PT Indo Premier Sekuritas sebagai underwriter.