TEMPO.CO, Surakarta - Kawasan Jawa Tengah dinilai cukup strategis untuk tujuan investasi industri tekstil. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Tengah Dewanto Kusumo Wibowo mengatakan saat ini banyak industri tekstil yang ingin relokasi ke Jawa Tengah.
"Mereka relokasi dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan dari luar negeri," katanya saat musyawarah API Jateng di Surakarta, Selasa, 21 Mei 2013.
Meski kehadiran industri tekstil akan mendorong perekonomian Jawa Tengah, tapi ada ancaman lain yang mesti diwaspadai. Yaitu kesulitan mencari tenaga kerja yang mumpuni. Selama ini pekerja tekstil di Jateng hanya berpindah dari satu industri ke industri lain di Jateng.
Wakil Ketua API Jateng Liliek Setiawan mengatakan Jateng menjadi incaran untuk kawasan industri, termasuk tekstil. Selain upah pekerja yang tergolong murah, karena produktivitas pekerja cukup baik. "Tidak kalah dengan Jawa Barat," ujarnya.
Hal itu karena kualitas hidup pekerja di Jateng yang lebih baik. Dia mengatakan pekerja di Jakarta dan sekitarnya sudah stres bahkan sebelum sampai di tempat kerja karena kemacetan. Belum lagi biaya hidup yang tinggi. Sedangkan di Jateng, hingga pulang kerja pun, pekerja tetap bahagia.
Ketua Umum API Ade Sudrajat mengakui kenaikan upah pekerja di Jakarta dan sekitarnya memang kelewat tinggi. Saat ini upah pekerja di industri garmen di Bogor mencapai Rp 2 juta per bulan. "Sementara di Semarang hanya Rp 1 juta per bulan," katanya di kesempatan yang sama.
Selain perkara upah, banyak pengusaha merelokasi usahanya ke Jateng karena pekerja di Jateng lebih tekun dan ulet. Pekerja juga menghargai perbedaan pendapat dan bersedia menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan mufakat. "Ini nilai tambah yang dimiliki Jateng," ujarnya.
Dia menyebut setidaknya ada 60 industri garmen yang ingin pindah ke Jateng. Lokasi yang dibidik kebanyakan di Kabupaten Semarang seperti di Pringapus, Bawen, dan Ungaran. "Lahannya kecil-kecil. Ada yang 5 dan 10 hektare," katanya.
Bahkan dia menyebut ada seorang pengusaha senior yang ingin membuka kawasan industri seluas 1.500 hektare di Jateng. Kawasan industri tersebut akan menampung berbagai industri. "Lokasinya belum ditentukan. Mungkin masih melihat infrastruktur yang dibangun," ujarnya.
Dia mengatakan suatu kawasan industri harus terkoneksi dengan infrastruktur pendukung seperti jalan tol dan dekat dengan pelabuhan.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Terpopuler:
Skenario Tukar Kursi, Lobi Fathanah di Pesawat
Calon KSAD Moeldoko Diingatkan 'Operasi Sajadah'
Diajak Mesum, Gadis Bercadar Nekat Potong 'Burung'
Gadis Bercadar Jadi Tersangka Pemotong 'Burung'
Gadis Bercadar Potong 'Burung', Polisi Terkecoh