TEMPO.CO, Istambul– Malaysia menggunakan lima cara untuk melawan pembajakan hak cipta dan pemalsuan. Mereka mengklaim cara ini efektif dan hasilnya, Negeri Jiran itu keluar dari daftar negera yang diwaspadai dalam hal pencurian hak cipta versi United States Trade Representative pada 2011.
"Jika pada 2008 Malaysia masih masuk dalam Negara yang perlu diawasi, pada 2011 kami sudah keluar dari daftar," kata Direktur Penindakan, Kementerian Perdagangan Dalam Negeri Malaysia, Mohammad Roslan bin Mahayudin, dalam Kongres Perlawanan pada Pemalsuan dan Pembajakan di Istambul, Turki, Kamis, 25 April 2013.
Lima cara yang menurut dia efektif itu adalah: pertama, mengangkat duta antipembajakan di kampus-kampus. Dengan empat sampai lima mahasiswa di 20 universitas yang dilibatkan, ada 80-90 duta. Mereka diberi pelatihan tentang hak kekayaan intelektual dan menularkannya ke teman-temannya.
Kedua, memasang poster antipembajakan di mobil yang akan keliling ke sekolah untuk memberikan pemahaman soal intellectual property. “Murid diajarkan mengingatkan keluarga terdekatnya, mungkin ayahnya, yang masih menggunakan barang bajakan,” kata Roslan.
Ketiga, mengajak produsen barang bermerek untuk memberikan diskon kepada pelajar. Keempat, memberikan pemahaman ke perusahaan untuk tidak lagi menggunakan barang palsu dan bajakan, termasuk software. “Kami datangi perusahaan dan memberikan pemahaman secara persuasif,” katanya.
Kelima, memasang iklan layanan masyarakat di media. “Dampaknya lumayan besar. Jika pada 1999, jumlah pemalsuan mencapai 85 persen, pada 2012 bisa ditekan tinggal 55 persen,” katanya.
Yang tak kalah penting, katanya, adalah kewenangan yang diberikan kepada lembaganya. “Kami bisa menindak pelaku pembajakan dan pemalsuan seperti polisi,” katanya.
Ia mengakui, tidak mudah melawan pencurian hak cipta dan pemalsuan ini, karena barang bajakan dan palsu bisa dijual dengan lebih murah. “Masyarakat belum semuanya respek pada hak kekayaan intelektual,” katanya.
YUDONO
Topik Terhangat:
#Ujian Nasional | #Bom Boston | #Lion Air Jatuh | #Preman Yogya
Baca juga:
Alasan Atlet Risa Suseanty Tolak Santunan Lion Air
Harga Emas Antam Naik Rp 2.000
Pemalsuan Software Rugikan Dunia US$ 1 Triliun
Dahlan: Mei, Tol Nusa Dua Bali Bisa Dilalui Mobil