TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembagian dividen serta ekspektasi kinerja keuangan emiten tumbuh di triwulan pertama 2013 bakal menjadi katalis pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pekan ini. IHSG akan mencoba menggapai level tertingginya yang pernah dicapai di 4.980, sebelum menuju ke target berikutnya menembus level psikologis 5.000.
Namun tertahannya laju indeks Dow Jones menuju level 15.000 dan data ekonomi Amerika Serikat yang mengecewakan bisa menjadi hambatan bagi kenaikan indeks lokal. Data penjualan retail Amerika bulan lalu turun 0,4 persen dibanding data sebelumnya tumbuh 1 persen.
Jumat lalu, indeks berhasil menguat 12,95 poin (0,26 persen) ke level 4.937,21, yang berarti sepanjang minggu lalu naik tipis 11,14 poin (0,23 persen) dibanding posisi pekan sebelumnya di 4.926,07. Bahkan sepanjang tahun ini indeks saham lokal telah melonjak 620,5 poin (14,37 persen) dari posisi akhir tahun lalu di 4.316,687.
Analis dari PT Sinarmas Sekuritas, Christandi Rheza Mihardja, mengungkapkan, dari sisi teknikal, indeks akan bergerak datar dalam kisaran 4.910-4.971. “Data penjualan retail Amerika Serikat, data produksi industri Eropa, serta pertemuan para menteri keuangan Eropa menjadi sentimen bagi pergerakan indeks di awal pekan ini,” ujarnya.
Adapun saham-saham yang bisa menjadi pilihan bagi pemodal antara lain Lippo Karawaci (LPKR), Bank BCA (BBCA), Kalbe Farma (KLBF), serta Alam Sutera (ASRI). Dipertahankannya suku bunga patokan BI Rate di level terendah 5,75 persen membuat saham-saham yang sensitif terhadap perubahan suku bunga akan kembali diminati investor. Saham sektor properti dan perbankan yang diuntungkan oleh rendahnya suku bunga akan kembali diburu.
PDAT | VIVA B.K