Analis dari PT Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan posisi indeks saham masih rapuh setelah sepanjang pekan bergelut di zona merah. "Penurunan lebih lanjut indeks bisa saja terjadi karena belum jelasnya nasib Siprus," kata dia.
Bank sentral Eropa (ECB) telah memberi ultimatum kepada pemerintah Siprus agar segera mencapai kesepakatan mengenai dana talangan dengan Uni Eropa dan IMF hingga hari ini. Apabila negosiasi tidak tercapai, fasilitas likuiditas darurat bagi perbankan Siprus akan dihentikan yang akhirnya mempertaruhkan posisi negara itu di zona Eropa.
Kabar terakhir dari Siprus menyengat bursa saham Eropa dan Amerika akhir pekan lalu, saat saham-saham perbankan mengalami penurunan terbesar. Di sisi lain, rilis neraca perdagangan Italia, yang tercatat minus, turut menambah sentimen negatif zona Eropa.
Reza memperkirakan indeks bergerak dalam rentang support di kisaran 4.698-4.729 dan resistan di 4.848-4.897 dengan kecenderungan melemah. "Indeks membutuhkan katalis yang kuat agar dapat mempertahankan pola konsolidasinya."
Indeks pekan lalu ditutup di level 4.723,16 atau merosot 96,17 poin (1,99 persen) dibanding pekan sebelumnya. Sektor pertambangan mengalami penurunan terbesar, 8,93 persen, diikuti industri dasar yang tergelincir 3,62 persen.
Investor perlu mencermati kabar-kabar yang muncul, terutama dari rilis data ekonomi, laporan keuangan emiten, dan kabar mengenai pembagian dividen. Adapun saham-saham yang layak dilirik antara lain Astra Internasional (ASII), Wijaya Karya (WIKA), Charoen Phokpand (CPIN), Tiga Pilar Sejahtera (AISA), Indofood CBP (ICBP), dan Telkom Indonesia (TLKM).
PDAT | M. AZHAR