TEMPO.CO, Balikpapan - Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) menargetkan produksi minyak 827 ribu barrel per hari pada 2013 ini. Ada tujuh rencana survei seismic, 258 sumur eksplorasi, 1.178 sumur pengembangan baru, dan 1.094 sumur yang diperbaiki kembali.
“Untuk mempertahankan tingkat lifting minyak 827.058 barel per hari,” kata Aussie B Gautama, Deputi Pengendalian Perencanaan SKK Migas di Balikpapan, Rabu 20 Maret 2013.
Gautama mengatakan proses perawatan sumur sumur migas memang harus terus dilaksanakan. Bila tidak, dia khawatir jumlah minyak yang dipompa keluar dari perut bumi hanya bisa mencapai 650.000 barel per hari dalam tahun ini.
“Bahkan, angka riil produksi yang 828.057 ribu barel sudah lebih rendah dari target APBN yang 900 ribu barel per hari, angka yang menjadi patokan hitungan pendapatan negara,” katanya.
Dengan jumlah produksi minyak tersebut, pemerintah memperhitungkan mendapat US$ 27,9 miliar - US$ -29,5 miliar pada 2013 ini. Di sisi lain, pada proyeksi APBN 2013, cost recovery atau penggantian biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk para kontraktor kerja sama (KKS) diperhitungkan US$ 15,5 miliar. Pendapatan untuk negara semula diharapkan US$ 31,75 miliar atau 85 persen dan KKS mendapat US$ 9,79 miliar atau 15 persen.
“Jadi kami terus mendorong para KKS untuk bereksplorasi, dan juga berinovasi pada sumur-sumur yang sudah mereka kembangkan,” katanya.
Sumur-sumur tua, misalnya, tetap bisa dipertahankan berproduksi dengan injeksi berbagai zat untuk mendorong minyak keluar. Pertamina, misalnya, merevitalisasi sumur-sumur tua di Sangasanga, Kalimantan Timur, juga di Pulau Bunyu, Kalimantan Utara.
Para teknisi perusahaan migas BUMN itu memperbaiki kepala sumur, memasang pompa angguk, hingga bila perlu memompa air ke dalam sumur untuk mendapatkan minyak. Dari upaya itu, Pertamina Unit Bisnis dan Eksplorasi Sangasanga dan Bunyu saat ini mampu berproduksi hingga 10 ribu barel per hari dari awalnya di 2008 yang hanya 2.500 barel per hari.
SG WIBISONO