TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia langsung melejit di atas 4.800 begitu perdagangan dibuka. Tampaknya investor memanfaatkan jatuhnya indeks dalam tiga hari sebelumnya. Kesempatan itu juga dijadikan momen untuk melakukan akumulasi saham di harga murah.
Hingga pukul 10:40 WIB siang ini, indeks berada di level 4.827,584, naik 41,217 poin (0,86 persen) dibanding penutupan Kamis kemarin. Harga 143 saham naik, 62 saham turun, serta 99 saham lainnya stagnan.
Sedangkan nilai tukar rupiah pagi ini ditransaksikan cukup stabil di level 9.700 atau naik tipis 2 poin dibanding penutupan kemarin di 9.702 per dolar Amerika Serikat.
Penguatan bursa kali ini dimotori saham sektor industri dasar, aneka industri, manufaktur, serta infrastruktur yang naik lebih dari 1 persen.
Head of Research dari PT BNI Securities, Norico Gaman, menjelaskan indeks kemarin jatuh cukup tajam akibat sentimen negatif dari bursa regional dan kekhawatiran pasar terhadap valuasi bursa saham domestik dianggap relatif tinggi dibandingkan dengan bursa saham lainnya di kawasan.
Naiknya indeks Dow Jones 83,86 poin (0,58 persen) ke pososo 14.539,14 yang merespon membaiknya data tenaga kerja memberikan dukungan bagi bursa Asia siang ini, tidak terkecuali dengan bursa Jakarta.
“Para investor masih akan melakukan pembelian secara selektif terhadap saham–saham yang berkapitalisasi besar dan lapis dua yang berfundamental bagus yang sudah mengalami koreksi tajam,” kata Norico.
Indeks hari ini diprediksi dapat berbalik arah menguat walapun ada kekhawatiran dari para pemodal terhadap ancaman tingginya inflasi di bulan ini karena melonjaknya harga bawang merah dan bawang putih.
Dia menyarankan kepada invetor untuk melakukakan akumulasi saham secara selektif terhadap saham yang berorientasi pasar domestik seperti sektor konsumsi, infrastruktur, otomotif, dan perbankan.
VIVA B. K