TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Komisi Keuangan dan Perbankan, Izederik Emir Moeis, menyatakan kemungkinan Dewan Perwakilan Rakyat akan meminta tambahan nama calon Gubernur Bank Indonesia kepada Presiden. Menurut dia, penambahan nama itu agar Dewan dapat menentukan calon terbaik untuk memimpin bank sentral.
"Sebaiknya jangan calon tunggal. Karena kalau tunggal terus tidak dipilih tidak enak. Kalau lebih dari satu, kan enak. Artinya ada yang lebih baik," kata Emir di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 5 Maret 2013.
Sebelumnya, Presiden mengusulkan Menteri Keuangan Agus Martowardojo sebagai calon tunggal Gubernur Bank Indonesia. Agus merupakan Menteri Keuangan ke-27. Pria kelahiran Amsterdam, Belanda, 24 Januari 1956 ini memulai karirnya dalam dunia perbankan.
Menurut Emir, secara substansi Agus sangat mumpuni untuk memimpin bank sentral. Terlebih pengalaman dia memimpin sejumlah perbankan dan menjadi Menteri Keuangan. "Tentu dia mempunyai pengalaman terkait nilai tukar, kebijakan fiskal, dan moneter. Jadi saya kira tidak ada alasan untuk menolak Agus," katanya.
Menurut Emir, DPR juga kemungkinan akan tetap mempersilahkan Agus untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan. "Kalau tidak boleh ikut fit and proper test, itu melanggar Undang-Undang. Banyak calon yang tidak terpilih, beberapa tahun kemudian dicalonkan lagi. Tidak ada alasan menolak," katanya.
Namun politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini belum bisa memastikan apakah partainya akan mendukung Agus menjadi Gubernur BI. "Ini proses politik. Secara substansi sekali lagi tidak masalah. Fraksi kami belum ada keputusan. Nanti saja tunggu rapat selesai," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Keuangan dan Perbankan, Harry Azhar Azis, menyatakan partainya belum bersikap apakah akan mendukung Agus untuk menjadi calon Gubernur BI. Menurut dia, ada beberapa pertanyaan terkait pencalonan Agus. "Apakah bisa dicalonkan lagi, padahal 2008 ditolak. Itu ada di peraturan Bank Indonesia," kata politikus Partai Golkar Ini.
Adapun Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Zulkieflimansyah, menyesalkan sikap presiden yang tidak berkomunikasi terlebih dahulu dengan DPR dalam menentukan calon Gubernur BI. "Ini proses politik. Seharusnya presiden berkomunikasi dengan ketua-ketua partai," katanya. "Dari integritas dan pengalaman Agus tidak masalah. Dia punya kemampuan."
Malam ini Komisi Keuangan dan Perbankan DPR menggelar rapat internal untuk membahas calon Gubernur Bank Indonesia. Rapat akan membahas apakah Agus bisa mengikuti proses uji kelayakan dan kepatutan meskipun mantan Direktur Utama Bank Mandiri tersebut pernah ditolak sebagai Gubernur BI pada 2008 lalu.
ANGGA SUKMA WIJAYA