TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menyatakan diperlukan adanya audit terhadap radar di Bandara Soekarno-Hatta, Banten. "Dan diinvestigasi kenapa sebenarnya terjadi," kata Sekretaris Jenderal INACA, Tengku Burhanuddin, Selasa, 18 Desember 2012.
Ia memberikan pernyataan itu untuk menanggapi adanya gangguan uniterruptible power supply (UPS) di Bandara Soekarno-Hatta pada Ahad, 16 Desember 2012. Tengku mempertanyakan standard operating procedure (SOP) yang dijalankan pihak bandara.
Regulator, kata dia, harus menindaklanjuti temuan atas investigasi terhadap gangguan itu. Menurut dia, seharusnya paling tidak setahun sekali dilakukan uji coba terhadap semua sistem dan air traffic services (ATS).
PT Angkasa Pura II mengatakan gangguan yang terjadi dua hari lalu hanya berlangsung selama 15 menit. Namun, menyebabkan penundaan penerbangan. "Saat radar mati, pemanduan dilakukan dengan non-radar, sesuai ketentuan internasional," ujar Corporate Secretary Angkasa Pura II, Trisno Heryadi.
Puluhan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta pada hari itu tertunda akibat padamnya unit power supply pada pukul 16.55. Padamnya listrik membuat radar di bandara terganggu. "Sempat mati selama 15 menit.
Pelaksana Tugas General Manager ATS Bandara Soekarno-Hatta, Budi Hendro, mengungkapkan, puluhan pesawat yang berangkat dari Jakarta harus menunda keberangkatannya. "Sekitar 20 pesawat dari Jakarta delayed," katanya. Sedangkan untuk yang menuju Jakarta sudah diantisipasi. Di antaranya dengan menunda penerbangan ke Jakarta.
MARIA YUNIAR