TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardodjo mengatakan, jika usulan pemerintah untuk penyesuaian tarif tenaga listrik tidak dikabulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dia khawatir akan menambah defisit negara pada tahun depan. Tahun depan, pemerintah memperkirakan defisit sebesar 1,62 persen dari Produk Domestrik Bruto (PDB) atau sebesar Rp 150,2 triliun.
"Kalau listrik tidak jadi naik, akan ada tambahan defisit sebesar Rp 11 triliun, jadi diperkirakan defisit menjadi 1,62 persen," ucapnya, saat menggelar jumpa pers di Aula Dhanapala Kementerian Keuangan, Selasa, 11 September 2012.
Menurut Menteri Agus, alokasi anggaran pemerintah untuk subsidi sudah tidak proporsional. Tahun depan, dialokasikan subsidi sebesar Rp 316 triliun, terdiri dari subsidi energi seperti listrik dan bahan bakar minyak, serta subsidi nonenergi. Sementara itu, alokasi dana untuk pembangunan infrastruktur hanya Rp 190 triliun.
Anggaran subsidi memang harus ada, tetapi harus tepat sasaran. Selama ini, pemerintah menilai banyak subsidi, terutama untuk energi, yang kurang tepat sasaran. Termasuk subsidi listrik. Banyak sekali masyarakat mampu, bahkan kalangan industri dan bisnis, yang membayar listrik lebih rendah ketimbang biaya pokok produksi listrik itu sendiri.
Hal inilah yang menjadi perhatian pemerintah. “Tepat sasaran yang kami inginkan, karena jika dilihat ini hampir semua kalangan menikmati subsidi," katanya. Padahal, jika ditinjau dari rasio elektrifikasi, masih banyak wilayah yang belum mendapatkan subsidi, bahkan belum teraliri listrik karena hambatan infrastruktur.
Ia mengatakan pemerintah ingin menjaga kualitas pengeluaran anggarannya dengan mengalokasikan belanja yang lebih baik, antara lain belanja infrastruktur. Bila DPR sepakat atas usulan penyesuaian tarif, rencananya dana Rp 11 triliun tersebut akan dilarikan ke sektor infrastruktur. "Untuk itu, kami minta dukungan dari para pemangku kepentingan," tegasnya.
Baca Juga:
Menteri Agus berjanji penyesuaian tarif ini nantinya tidak akan memberatkan masyarakat. Dari sisi inflasi juga tidak berdampak terlalu banyak, diperkirakan hanya akan ada tambahan 0,3 persen. Angka tersebut diprediksi masih aman karena masih terhitung dalam target inflasi tahun depan yang sebesar 4,9 persen.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Terpopuler:
Garuda Indonesia Terpilih Sebagai Maskapai Terbaik
Kota Boros Siap-siap Pakai BBM Non subsidi
JORR Belum Nyambung, Tol Dalam Kota Overload
Setelah Malaysia, Lion Air Bidik Negara Lain
Telkom Pasang 1.000 Jaringan Wifi di Banyuwangi
Di Ternate, Harga Bensin Rp 20 Ribu Per Liter
Kenaikan Tarif Listrik Diputuskan 17 September