TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pemerintah daerah mulai menggiatkan budidaya air tawar seperti lele dan udang galah. Sebab, kedua komoditas itu diharapkan dapat menjadi komoditas andalan untuk budidaya air tawar.
“Ikan lele ini dapat dipelihara secara intensif dengan lahan dan air yang terbatas, sehingga dapat dikembangkan di berbagai daerah untuk penyediaan protein hewani dan peningkatan pendapatan masyarakat,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo, dalam keterangan persnya, Senin, 30 Juli 2012.
Pengembangan dua komoditas ikan air tawar tersebut karena dianggap memiliki nilai ekonomis tinggi. Untuk udang galah tercatat, saat ini harga jualnya berkisar Rp 50 ribu – Rp 70 ribu per kilogram. Budidaya udang galah juga dianggap mudah. Selain dapat dipelihara di kolam, udang galah juga dapat dipelihara di sawah bersama padi.
“Sehingga secara signifikan dapat meningkatkan pendapatan petani dan pembudidaya ikan,” katanya.
Saat ini, sentra pengembangan budidaya air tawar terbesar berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kabupaten Bogor merupakan pemasok utama kebutuhan ikan untuk wilayah Jakarta. Hasil budidaya air tawar dari Bogor juga didistribusikan ke wilayah Indonesia lainnya, khususnya lele dan ikan patin.
Untuk semakin mendukung pengembangan budidaya air tawar, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memberikan paket bantuan senilai total Rp 5,3 miliar kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.
Tidak hanya itu Kementerian Kelautan dan Perikanan juga merangkul pondok pesantren Nurul Huda di Kabupaten Bogor untuk memacu produksi perikanan budidaya. Pemerintah memberikan bantuan kepada pondok pesantren tersebut untuk pembangunan satu unit pembenihan lele dan kolam induk senilai Rp 140 juta, dan bantuan paket pelatihan budidaya lele senilai Rp 40 juta.
ROSALINA