TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan beberapa perusahaan Australia telah sepakat untuk berinvestasi di Indonesia dalam bidang peternakan sapi. "Mereka berkomitmen dalam waktu dekat ini bisa menanamkan modalnya," ujar Gita di gedung Kementerian Perdagangan, Rabu, 21 Maret 2012.
Gita menyebutkan, pihak Australia tergiur dengan keuntungan yang akan diperoleh setelah pemerintah menjelaskan bahwa daya beli masyarakat Indonesia telah meningkat. "Kita tidak mau konsumsi sapi 2 kilogram (per orang) per tahun. Kalau bisa kita tingkatkan menjadi 20 kilogram," katanya.
Menurut dia, dengan peningkatan itu, Australia akan mengantongi keuntungan hingga US$ 35 miliar. "Itu baru dagingnya saja, belum susunya," ucapnya. Masuknya Australia cukup menarik perhatian karena beberapa bulan lalu pemerintah negara itu melarang ekspor sapi bakalan ke Indonsia dengan alasan perlakuan yang buruk.
Terkait investasi sapi, Badan Koordinasi Penanaman Modal memang tengah mencari investor yang berniat menanamkan investasi di bidang peternakan sapi. Pasalnya, pasokan daging dinilai belum mencukupi.
Untuk itu, sejumlah negara tengah dibidik pemerintah untuk berinvestasi, yakni Australia, Selandia Baru, Brasil, Kanada, Amerika Serikat, Afrika Selatan, dan India. "Di sini ada beberapa pengusaha sapi yang sudah datang. Kami akan mulai menggagasnya tahun ini," kata Gita beberapa waktu lalu di sela Seminar Jakarta Food Security Summit 2012.
NUR ALFIYAH