TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDM) Bobby R Mamahit mengatakan 52 persen penyebab utama kecelakaan transportasi udara adalah faktor manusia. “Sebanyak 42 persen dari faktor teknik dan 6 persen faktor lingkungan,” kata Bobby, Selasa, 20 Maret 2012.
Berdasarkan data hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sepanjang 2007-2011 terdapat 113 kasus kecelakaan penerbangan. “Berupa accident dan serious incident,” ujarnya.
Karena itu, Bobby mengatakan jaminan keselamatan dan keamanan yang optimal dalam penyelenggaraan penerbangan jadi sangat penting. “Keselamatan penerbangan merupakan aspek yang sangat penting dan diutamakan,” katanya.
Penerbangan merupakan bagian dari sistem transportasi nasional yang mempunyai karakteristik mampu bergerak dalam waktu cepat, menggunakan teknologi tinggi, padat modal, dan manajemen yang andal. “Memerlukan jaminan keselamatan dan keamanan yang optimal,” kata Bobby.
Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan zero accident telah menyiapkan pengaturan yang memuat ketentuan mengenai berbagai aspek dan standar sistem dan operasional penerbangan. “Dari peralatan, pesawat, bandara, sumber daya manusia, sertifikasi, hingga sistem manajemen keselamatan penerbangan.”
Banyaknya penyebab kecelakaan karena faktor manusia mengindikasikan kesiapan sumber daya manusia perlu diperbaiki. Bobby mengatakan pemerintah akan bekerja sama dengan International Civil Aviation Organization, Joint Aviation Authorities Training Organization (JAA-TO), Boeing, PT Angkasa Pura I dan II serta beberapa pemerintah daerah.
”Kerja sama ini untuk melakukan pengembangan dan peningkatan kualitas penyelenggaraan diklat di bidang transportasi udara. Agar meningkatkan kualitas SDM,” ujar Bobby.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti S. Gumay mengatakan pemerintah menganggarkan dana Rp 3 triliun untuk pengembangan bandara dalam hal perbaikan landasan pacu (runway). "Kecelakaan penerbangan terbesar akibat masalah runway.”
Kata Herry, kecelakaan penerbangan yang disebabkan oleh kondisi landasan pacu ini tak hanya terjadi di Indonesia tetapi di dunia. "Kami akan tingkatkan keamanan landasan, karena kecelakaan di runway termasuk paling besar di dunia maupun di Indonesia,” ujarnya.
AFRILIA SURYANIS