TEMPO.CO, Garut- Menteri Pertanian Suswono menilai kualitas produk pertanian impor yang masuk ke Indonesia lebih buruk dari produk dalam negeri. "Terkadang barang yang masuk ke kita itu merupakan sampah," ujarnya saat dialog pasar tani di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat, 24 Februari 2012.
Menurut dia, barang yang kualitasnya buruk itu dijual dengan harga yang lebih murah dari barang pertanian lokal. Namun dia enggan untuk menyebutkan barang apkiran tersebut. Salah satunya berasal dari negara Cina.
Karena itu, Suswono meminta masyarakat agar tidak tergiur dengan harga yang murah. "Bila barang sampah itu dikonsumsi akan membahayakan kesehatan kita," ujarnya.
Suswono mengaku, untuk mencegah hal yang tidak diharapkan, pihaknya telah membatasi pintu masuk barang impor. Pembatasan ini juga bertujuan untuk melindungi para petani lokal. “Kita kurangi jatah barang impor, kita juga mengkampanyekan kepada masyarakat dan importir agar mencintai barang dalam negeri,” ujarnya.
Untuk mendorong kecintaan akan produk pertanian dalam negeri, Suswono menghimbau agar setiap pemerintah daerah mendirikan pasar tani. Pasar ini bertujuan untuk mendekatkan petani dengan konsumen.
Kualitas barang yang dijajakan di pasar ini jga tidak kalah dengan barang yang ada di pasar modern. Soalnya barang yang dijual ini langsung dari petani tanpa melalui proses tata niaga yang pajang. Jumlah apasar tani di Indonesia baru berdiri di 37 kabupaten yang tersebar di 18 provinsi. “Ini adalah solusi untuk membangun kemandirian para petani dan bagi konsumen akan mendapatkan harga yang jauh lebih murah dari pada membeli di supermarket,” ujar Suswono.
Ketua Asosiasi Pasar Tani Jawa Barat, Somantri, mengatakan kurangnya pasar tani di Indonesia ini diakibatkan karena kurangnya sosialisasi. Banyak diantara para petani dan pemerintah daerah yang tidak mengetahui keuntungan dari didirikannya pasar ini.
Selain itu, pendirian pasar ini juga sering mengalami hambatan seperti kurangnya penguatan kelembagaan dari pemerintah, pengelolaan management pasar dan keterbatasan modal. “Yang paling utama adalah kurangnya modal,” ujar Somantri.
SIGIT ZULMUNIR