TEMPO.CO, Jakarta - PT Reasuransi Nasional Indonesia menargetkan pendapatan premi tahun ini mencapai Rp 863,49 miliar. Angka ini naik jika dibandingkan dengan perolehan premi tahun lalu sebesar Rp 771 miliar.
"Kontribusi terbesar masih bersumber dari premi general (umum)," ujar M. Shaifie Zein, Direktur Utama PT Reasuransi Nasional Indonesia, di kantornya, Kamis 9 Februari 2012.
Shaifie menyatakan sebagian besar raihan premi tahun ini diprediksi sama dengan tahun lalu, yakni asuransi umum yang mencapai 73,3 persen. Sedangkan sisanya sebesar 26,7 persen berasal dari premi asuransi life (jiwa).
Dari jumlah itu premi asuransi kebakaran menempati urutan pertama sebesar 39,7 persen, kemudian diikuti berturut-turut asuransi aneka 14 persen, asuransi kredit 12,3 persen.
Kemudian asuransi hull marine 9,2 persen, kargo 8,35 persen, motor 5,8 persen. Adapun sisanya berasal dari asuransi pesawat, engineering, dan tanggung gugat. "Soal persentasenya sektor general masih paling besar," kata dia.
Menurutnya, tahun ini perseroan memperkirakan bakal terjadi kenaikan premi. Hal itu didukung oleh semakin turunnya risiko klaim dibanding tahun lalu. Tahun lalu perseroan hanya mengeluarkan premi sekitar Rp 357 miliar dari tahun 2010 sebesar Rp 416 miliar. "Tahun ini mudah-mudahan tidak ada bencana alam yang besar," kata dia.
Namun, meski premi bakal naik, perseroan tetap waspada terhadap naiknya klaim seiring dengan bergulirnya isu politik yang akan dihadapi tahun ini. "Di Jakarta saja ada pemilihan gubernur, begitu pun di beberapa daerah lain di Indonesia," ujarnya.
Selain target kenaikan premi, perseroan pun menargetkan kenaikan laba bersih sebesar 50 persen menjadi Rp 30 miliar dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 15 miliar.
JAYADI SUPRIADIN