TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, Pulau-pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sudirman Saad, menilai, pengebom ikan masih menjadi ancaman serius bagi biota laut. Praktek itu dinilai hampir terjadi di sejumlah wilayah yang menjadi andalan wisata bawah laut.
"Nelayan masih butuh penyadaran. Ini sangat merugikan kekayaan laut kita," kata Sudirman Saad, Selasa, 25 Oktober 2011.
Sudirman mengatakan, perilaku pengebom ikan berlawanan dengan upaya yang dilakukan pemerintah saat ini. Menurut dia, Kementerian Kelautan dan Perikanan menggenjot pemeliharaan biota laut berupa terumbu karang.
Beberapa perairan yang menjadi fokus perhatian adalah Pulau Takabonerate, Bunaken, Wakatobi, dan Raja Ampat. Menurut dia, di sekitar perairan itu masih banyak nelayan yang menangkap ikan menggunakan bahan peledak.
"Tapi populasi terumbu karang kita masih bagus. Tinggal pengawasan yang harus diperketat lagi," kata Sudirman.
Dia menepis, kurangnya pengawasan mengakibatkan masih maraknya pengeboman ikan. "Soal itu diurus oleh Direktorat Jenderal Pengawasan. Mereka yang berkoordinasi dengan instansi pengamanan laut lainnya," ujarnya.
Keseriusan itu tercermin dalam pertemuan para pejabat senior negara-negara anggota Coral Triangle Initiative fot Corals, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) hari ini. Sejumlah perwakilan dari Amerika Serikat, Australia, dan lembaga donor CTI-CFF turut hadir.
"Pemerintah sangat serius. Itu sebabnya ada kerja sama dengan sejumlah negara lain dalam hal manajemen terumbu karang," kata Sudirman.
Pertemuan itu menjadi langkah utama dalam melakukan konservasi terumbu karang. Indonesia, menurut dia, tetap fokus pada upaya menjaga kelestarian biota laut itu.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo optimistis dalam pertemuan itu akan disepakati pembentukan sekretariat regional. Sekretariat yang rencananya akan dibangun di Manado, Sulawesi Utara, itu akan dijadikan sebagai pusat komunikasi internasional. "Utamanya penanganan terumbu karang, perikanan, dan ketahanan pangan," kata Sharif.
ABDUL RAHMAN