TEMPO Interaktif, Jakarta - Pergantian biaya produksi untuk operasional perusahaan minyak dan gas selama semester pertama 2011 telah mencapai angka US$ 7,1 miliar atau menyentuh 57 persen dari target yang ditetapkan di tahun ini.
"Sampai Juni ini memang sudah mencapai sekitar US$ 7,1 miliar," ujar Kepala Divisi Humas, Security, dan Formalitas Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi, Gde Pradnyana, Kamis, 21 Juli 2011. Tahun ini, anggaran untuk pergantian biaya produksi yang disetujui oleh pemerintah adalah sebesar US$ 12,3 miliar, naik sedikit dari realisasi tahun lalu yang sebesar US$ 12 miliar.
Menurut Gde, besaran pergantian biaya produksi semester awal tahun ini juga tidak berbeda dengan besaran di semester pertama tahun lalu. Meskipun angka realisasi telah melewati separuh dari target, Gde meyakini pergantian biaya produksi tahun ini tidak akan meleset jauh ataupun membengkak.
Biaya cost recovery, kata dia, memang biasa lebih besar di semester pertama. Hal itu karena kegiatan ekplorasi dan produksi lebih banyak dilakukan di semester awal, dan hasilnya baru bisa dilihat di semester kedua. "Pekerjaan seperti pemboran dan sebagainya itu biasa dilakukan di bulan Maret atau April," ujarnya.
Pergantian biaya produksi tersebut terbagi untuk pengeluaran belanja modal (capital expenditure) dan operasional (operational expenditure). Belanja modal biasanya untuk kegiatan teknis produksi, seperti pengeboran sumur, pemasangan pipa, dan lain-lain. Sementara itu, pengeluaran operasional untuk keperluan rutin, seperti gaji pegawai, sewa gedung, dan sebagainya.
"Di semester pertama, pengeluaran belanja modal lebih besar," jelasnya. Porsi untuk belanja modal biasanya mencapai 60-70 persen, sisanya baru untuk pengeluaran operasional.
BPMigas, kata dia, melihat pergantian biaya produksi ini sebagai investasi dalam produksi minyak. Oleh karenanya, lembaga tersebut tidak memiliki program atau rencana untuk mengerem cost recovery. "Karena kalau direm, nanti produksinya susah naik. Kami justru dorong supaya investasi bisa meningkat."
Sementara itu, dengan biaya cost recovery yang membengkak, produksi minyak saat ini masih jauh di bawah target. Meskipun target produksi telah diubah dalam APBN-P dari sebelumnya 970 ribu barel per hari menjadi 945 ribu barel per hari. Saat ini, capaian produksi minyak di semester pertama baru di rata-rata 906 ribu barel per hari. Sedangkan produksi gas telah mencapai 7.400 BBTUD (Billion British Thermal Unit per Day).
GUSTIDHA BUDIARTIE