"Penurunan berapa kami belum tahu. Tapi kalau turun pasti turun. Kalau ekspor Indonesia turun, kami juga turun," kata Head of Trade and Supply Chain Bank HSBC Indonesia Nirmala Saili kepada wartawan di Kuningan, Jakarta, Selasa (15/3).
Tapi bank yang berbasis di Hong Kong itu menghindari penurunan pangsa pasar hingga ke level satu digit. Saat ini ceruk pasar ekspor Bank HSBC mencapai 21 persen dari seluruh total nilai ekspor Indonesia ke Jepang. Sedangkan pasar untuk impor mencapai 11 persen.
Berdasarkan data Bank HSBC, yang mengutip Badan Pusat Statistik, ekspor Indonesia tahun lalu US$ 157 miliar. Untuk ekspor non migas mencapai US$ 129,68 miliar. Sedangkan, impor mencapai US$ 108,24 miliar. Adapun nilai ekspor Indonesia ke Jepang mencapai US$ 1,2 miliar.
"Nilai ekspor non migas mencapai US$ 3,61 miliar tahun lalu. Impor kita masih setengahnya," kata Nirmala. Menurut Nirmala, pangsa ekspor Bank HSBC ke Jepang cukup besar. "Tapi tak banyak, lebih banyak impor."
Ekspor Indonesia ke Jepang melalui HSBC didominasi oleh tekstil, batu bara, dan bahan kimia. Untuk impor mencakup bahan kimia, baja, dan kapas. "Itu ekspor lewat bank kami, yang ada dokumen dan tercatat," tutur Nirmala.
FEBRIANA FIRDAUS