Menurut kreditor tersebut, sulit bagi perusahaan BUMN untuk memiliki saham di Mandala karena harus ada Rapat Umum Pemegang Saham dan persetujuan dari Menteri Negara BUMN dalam hal ini.
Kreditor dari PT Angkasa Pura II juga menilai konversi saham merupakan tidak mungkin dilakukan. "Masalah utang ini terlalu berlarut-larut. Perlu dipercepat penyelesaiannya," kata dia.
Presiden Direktur Mandala Airlines Diono Nurjadin menyatakan hingga kini belum memiliki opsi lain selain menawarkan konversi sebagian besar utang kreditur konkuren menjadi saham. Sebagian besar rencana perdamaian ini telah dibicarakan kepada calon investor Mandala Airlines yang sampai saat ini masih dalam proses negosiasi. "Ini sudah menjadi kondisi yang diinginkan."
Bagi Diono, Mandala Airlines ingin mencari solusi yang terbaik. Pilihan yang diberikan Mandala agar perusahaannya dapat beroperasi kembali. "Ini cara untuk menyelesaikan masalah dengan lebih baik. Ini pun sesuatu yang sudah dipikirkan," ujarnya.
Nilai utang Mandala diperkirakan mencapai Rp 850 miliar. Dalam tawaran tersebut, nilai nominal saham ditawarkan bervariasi. Di antaranya seri A 1 juta, seri B 500 ribu, dan seri C 2.500.
Baca Juga:
SUTJI DECILYA | RUSMAN PARAQBUEQ