TEMPO Interaktif, Surakarta - Pelanggan listrik di Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Pelayanan Jaringan Surakarta terdiri dari pelanggan reguler, yaitu yang membayar listrik setelah pemakaian, dan pra bayar, yang membayar di muka untuk beban listrik yang akan digunakan.
Sejak program listrik pra bayar diluncurkan pada pertengahan Desember 2009, per 30 November tercatat pelanggannya mencapai 9.840 pemakai. “Dari sejumlah itu, separuhnya adalah pelanggan listrik yang selama ini sering menunggak pembayaran,” jelas juru bicara PLN APJ Surakarta Soeharmanto kepada Tempo, Senin (6/12).
Dia menerangkan, sejak semula program listrik pra bayar memang diarahkan untuk mereka yang kerap menunggak pembayaran listrik. Sebab dengan program tersebut, “Praktis mereka tidak mungkin bisa menunggak pembayaran lagi. Karena sistemnya harus membeli listrik di muka atau sebelum pemakaian,” ujarnya.
Soeharmanto mengatakan, tahun ini kuota listrik pra bayar sebanyak 11 ribu pelanggan. Sehingga masih dimungkinkan untuk perpindahan sambungan dari pelanggan yang sering menunggak listrik. Selain penunggak listrik, pelanggan pra bayar terdiri dari pelanggan baru 20 persen dan migrasi 30 persen.
Hingga akhir November ini, tunggakan listrik di PLN APJ Surakarta mencapai Rp 4,9 miliar yang berasal dari 34.493 lembar tagihan. Soeharmanto menyatakan, pihaknya berupaya untuk menurunkan nilai tunggakan. “Kantor pusat menargetkan tunggakan listrik kami untuk tahun ini maksimal Rp 1,2 miliar,” tuturnya.
UKKY PRIMARTANTYO