Maoxin mengatakan pabrikan mereka memproduksi jenis mesin-mesin tekstil yang lengkap yang digunakan oleh industri tekstil di dalam negeri Cina. Teknologi ini diklaim sangat bersaing dan menjadi pemicu perkembangan industri tekstil Cina. Saat ini sekitar seperempat dari total mesin yang digunakan industri tekstil di Indonesia diimpor dari Cina.
Ia juga melihat Indonesia masih kekurangan cukup banyak mesin spindele (mata pintal). Maoxin membandingkan Cina memiliki memiliki 100 juta unit mesin spindele, sedangkan Indonesia baru memiliki delapan juta mesin spindele. Sebagian besar mesin Indonesia juga dinilai tidak efisien. "Kami melihat ada kekosongan yang harus diisi. Kami sangat gembira setelah berbincang dengan menteri terkait rencana restrukturisasi mesin di Indonesia," katanya.
Meski menyatakan berniat melakukan investasi, Maoxin tidak menyebutkan secara pasti kapan investasi itu direalisasikan. Ia justru mengharapkan pemerintah Indonesia memberi kemudahan dan fasilitas yang diperlukan untuk investasi. Misalnya dari segi pungutan pajak, bea impor dan lainnya. Ia berharap pemerintah Indonesia bisa seperti pemerintah Cina yang memberikan banyak fasilitas untuk investor asing.
"Kami berharap diperlakukan sama seperti perusahaan asli Indonesia dan diberikan fasilitas yang sama. Meskipun kepastian fasilitas nanti akan dibicarakan lagi," katanya. Ia bahkan menambahkan pihak Cina juga tertarik untuk investasi di bidang lain seperti alat berat atau produk costumer selama fasilitas yang ditawarkan cukup menarik.
KARTIKA CHANDRA