Ia menjelaskan, kuota premium Kalimantan Timur sebesar 468.013 KL dengan tingkat konsumsi 44.188 KL setiap bulannya. Adapun kuota solar Kalimantan Timur sebesar 171.984 KL, menurut dia, sudah habis karena rata rata konsumsi per bulan 17.959 KL.
“Premium habis bulan November, adapun solar habis Oktober silam,” katanya, hari ini.
Meskipun kuota BBM sudah habis, Bambang memastikan Pertamina tidak akan membatasi pasokan solar dan premium kota/kabupaten di Kalimantan Timur. Pertamina, katanya tetap menyalurkan 44.188 KL premium dan 17.959 KL setiap bulannya di Kalimantan Timur.
“Kebijakan serupa kami lakukan di seluruh Kalimantan, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran kelangkaan BBM,” ucapnya.
Pertamina Pusat, kata Bambang, telah memerintahkan perwakilan Balikpapan agar tidak membatasi penyaluran solar dan premium di Kalimantan. Pertamina menjamin kecukupan pasokan BBM sembari menunggu revisi penambahan kuotanya di masing masing provinsi.
“Sudah ada jaminan dari Pertamina agar tidak membatasi pasokan BBM,” kata Bambang.
Sehubungan masih adanya antrian stasiun pengisian BBM umum, Bambang beralasan pengendalian masih diberlakukan pada jenis solar. Pertamina beranggapan solar subsidi memiliki potensi penyalahgunaan untuk kebutuhan industri.
“Karenanya kami masih kendalikan agar tidak menjadi masalah. Namun premium masih aman pasokannya,” ujarnya.
Antrian kendaraan bermotor pembeli sejumlah SPBU Balikpapan mengular sepanjang ratusan meter selama sepekan terakhir. Antrian kendaraan tersebut menunggu jatah pengisian solar di SPBU kilometer 4 Balikpapan.
Dari pantauan Tempo, terlihat antrian kendaraan didominasi truk, bus serta mobil mobil besar lainnya. Mobil rela mengantri disebabkan keterbatasan pasokan BBM bersubsidi pasokan Pertamina setempat.
Selain di SPBU kilometer 4, antrian kendaraan bermotor juga terjadi di sejumlah SPBU Balikpapan diantaranya terletak di Karang Anyar, Gunung Malang dan Sepinggan. Sejumlah SPBU bahkan memasang papan pengumuman pasokan solar dan premium sedang kosong.
SG WIBISONO