“Penggunaan pakan dari pabrikan yang berlebih sejak tahun 1980-an menimbulkan udang kuntet (kecil) karena sisa makanan berubah menjadi racun alam,” ujar Kepala Seksi Budidaya Air, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Brebes Iskandar Agung, Rabu (22/9).
Menurut Agung, kondisi ini terjadi di semua areal tambak di pesisir pantai utara Brebes sehingga hasil panen udang cenderung turun dan menimbulkan kerugian bagi petambak setempat. “Akhirnya petambak ramai-ramai beralih ke budidaya bandeng yang hasilnya cenderung kecil namun tanpa resiko kerugian,” ujar Iskandar .
Berdasarkan uji penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan pada lahan tambak seluas 297 hektare di dua kecamatan masing-masing Bulakamba dan Tanjung pada tahun ini, sebanyak 145,7 hektare lahan tambak hanya memenuhi kelayakan sedang untuk budidaya, sementara 139,6 hektare diantaranya layak untuk budidaya secara pendek.
Iskandar mengaku, telah mengupayakan teknik budidaya udang dengan sistem baru sejak tiga tahun terakhir. Masing-masing menggunakan sistem semi intensif pada petambak bermodal besar, yakni dengan cara mengkondisikan secara khusus areal tambak udang untuk menghindari masuknya hama dan bakteri pengganggu. Sedangkan bagi petambak kecil dengan cara polycultur dengan cara aplikasi kompos pada lahan persiapan secara alami.
“Meski upaya ini baru dilakukan oleh sebagian kecil kelompok petambak, namun ke depan diharapkan ada perkembangan hasil lebih baik,” ujar Iskandar .
Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Brebes Mayang Sri Herbimo menilai, kerusakan ekosistem tambak yang sudah tak layak untuk budidaya udang juga dipengaruhi oleh kerusakan kawasan pesisir pantai.
“Selain pakan kimia, kerusakan tambak juga dipengaruhi pengendapan sistem irigasi untuk sirkulasi air tambak. Hilangnya hutan bakau juga menjadi pendukung kerusakan,” ujar Mayang.
EDI FAISOL