"Selain mengikuti pameran di sana, kami juga akan melakukan sales mission dan co-marketing bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan agen perjalanan di kawasan Timur Tengah," kata Pitana kepada Tempo pada Kamis (18/3).
Pasar Indonesia di Timur Tengah terutama berasal dari negara Dubai, Arab Saudi dan Abu Dhabi. Sedang jenis wisata yang menarik turis Timur Tengah adalah wisata alam seperti berpetualang ke gunung atau kebun teh serta wisata belanja dan wisata kuliner. "Rata-rata turis dari kawasan ini bawa duit banyak," kata Pitana.
Target ini masih kecil dibandingkan perolehan negara sekitar. Malaysia, misalnya, berhasil menarik 300 ribu wisatawan Timur Tengah per tahun. Belanja wisatawan kawasan ini per kunjungan bisa mencapai US$ 2.000. Lama kunjungan antara 5-7 hari. "Salah satu daya tarik Malaysia adalah pemisahan sertifikasi halalnya yang jelas," tutur Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Firmansyah Rahim.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Winarno menyatakan Timur Tengah merupakan pangsa pasar baru yang selalu dirinya. Selain promosi ke Timur Tengah, Indonesia juga berpromosi ke Malaysia. "Dengan kerja sama antara operator tur Indonesia dengan Malaysia," tutur Winarno.
Bersamaan dengan penyelenggaraan International Tourism Bourse (ITB) Berlin, Indonesia juga mengikuti pameran di Malaysia menggandeng Malaysia Association of Travel Agency (MATA), pada 12-14 Maret lalu. Selain untuk menggaet turis Malaysia, pameran ini bermaksud menggaet turis negara lain seperti Malaysia.
ARYANI KRISTANTI