Setelah melakukan kampanye Siar Bersih Laut Indonesia (Sibelut Indonesia) 11 tahun lalu, Yayasan Laut Lestari Indonesia (YLLI) kali ini mengkampanyekan Inisiatif Keberlanjutan Alam Nelayan Nusantara (IKAN Nusantara). Program yang bertujuan untuk melestarikan pesisir dan laut ini terutama difokuskan di daerah Kepulauan Sangihe dan Talaud, Sulawesi Utara. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif YLLI, Elshinta Suyoso Marsden dalam jumpa pers di Planet Hollywood, Jakarta, Minggu (22/6).
Baca Juga:
Dalam kampanyenya kali ini YLLI menggunakan medium film Finding Nemo produksi Walt Disney yang bercerita tentang pengalaman seekor ikan clownfish membebaskan diri dari sebuah akuarium untuk kembali ke habitat aslinya. Lewat film ini YLLI berusaha menggugah kesadaran masyarakat untuk mengerti arti penting kelestarian habitat laut. Pemutaran film Finding Nemo sangat tepat digunakan sebagai kampanye lestarikan pesisir dan laut kita, demi tabungan masa depan. Alur ceritanya divisualisasikan dengan sedrhana, padat pesan dan bersifat universal sehingga mngena bagi masyarakat pesisir di mana pun,kata Elshinta.
Menteri Negara Lingkungan Hidup, Nabiel Makarim yang juga hadir dalam jumpa pers mengatakan bahwa apa yang Indonesia miliki, seperti terumbu karangnya, jauh lebih bagus daripada yang digambarkan dalam film tersebut. Tetapi masalahnya adalah budaya pedalaman yang melekat di masyarakat Indonesia. Laut menjadi sesuatu yang tidak penting sehingga terabaikan. Nah, kita harus merubah. Sangat penting kita harus membawa masyarakat semua untuk mulai menghadap ke laut dan melihat apa yang bisa dilakukan,ujar Nabiel.
Kondisi terakhir terumbu karang di Indonesia memprihatinkan. Menurut Dirjen Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Widi Agoes Pratikto, yang datang mewakili Menteri kelautan dan Perikanan di acara ini, 70% terumbu karang berada dalam kondisi rusak. Selain itu sekitar 60% hutan bakau (mangrove) juga berada dalam kondisi rusak. Oleh karena itu Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai departemen teknis melakukan beberapa hal. Pertama, melakukan rencana manajemen pesisir pantai. Kedua, mengembangkan kegiatan konservasi pantai dan laut. Ketiga, melakukan alternative livelyhood yaitu berusaha merubah budaya masyarakat yang tidak peduli terhadap masalah kelestarian laut.
Kelestarian laut menjadi penting karena kekayaan laut Indonesia tidak sedikit. Menurut penelitian Coral Reef Rehabilitation and Management Program potensi keuntungan bersih pertahun yang dapat diperoleh Indonesia dari laut adalah 1,647 milyar USD. Potensi itu diperoleh dari Perikanan Lestari (1.221 juta USD), Perlindungan Pantai (314 juta USD), Pariwisata dan Rekreasi (103 juta USD), dan Nilai Estetika (9 juta USD).
Elshinta mengatakan salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan pesisir dan laut adalah dengan konservasi. Dengan konservasidi wilayah pesisir maka akan terdapat tabungan ikan untuk masa depan. Dalam kurun waktu lima tahun ikan yang berada di lahan konservasi jumlahnya menjadi 2 kali lipat, berat ikan menjadi 3 kali lipat, dan ikan yang berada di dalamnya 30% lebih besar daripada yang berada di luar lahan konservasi. Dan keuntungannya bagi masyarakat sekitar, di luar itu masih di dapat ikan yang lebih baik,katanya.
Pemilihan lokasi pelestarian di wilayah Kepulauan Sangihe dan Talaud oleh YLLI didasari alasan yang sederhana. Potensi kekayaan alamnya yang banyak. Di sekitar Kepulauan Sangihe Talaud yang terdiri dari 128 pulau, terdapat 445 jenis karang keras dan 1.020 spesies ikan berkeliaran. Akan tetapi potensi kerusakannya juga besar. Lokasinya yang berbatasan dengan Filipina menjadi kurang termonitor oleh pemerintah.
Di lokasi kepulauan tersebut, cara kampanye YLLI yang tadinya mengandalkan kegiatan fisik, berubah menjadi bersifat konsultatif. YLLI bekerjasama dengan pemerintah dan juga LSM setempat untuk melaksanakan program partisipatif IKAN Nusantara.
Elshinta mengungkapkan kegembiraannya karena sekarang sudah makin banyak yang peduli terhadap masalah laut ini. Sesuai dengan yang dikatakan Meneg LH, Nabiel Makarim bahwa untuk mewujudkan pelestarian pesisir dan laut terutama harus dimulai dari diri sendiri untuk mengetahui apa yang bisa dilakukan. Kemudian mencari kawan yang satu visi dan memberi dukungan pada organisasi yang bergerak dalam bidang pelestarian laut. Bicara dengan semua orang untuk membalik diri dari membelakangi laut menjadi menghadap laut,kata Nabiel menekankan kepedulian tehadap laut.
(Narila Mutia-TNR)