TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan, Muhammad Fahmi, menyatakan bahwa pembangunan transportasi di perkotaan memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Karena itu pemerintah melakukan kerja sama dengan Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Indonesia dalam program SUTRI NAMA dan Indobus untuk menyediakan angkutan massal berbasis jalan atau Bus Rapid Transit (BRT).
Menurut Fahmi, penyediaan transportasi sudah menjadi rencana pembangunan jangka menengah nasional Kementerian Perhubungan tahun 2020 hingga 2024. "Salah satu bentuk implementasi program yang dilakukan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, adalah program Mass Transit Indonesia (Mastran)," ujarnya dalam acara Diseminasi Capaian SUTRI NAMA & INDOBUS, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2024.
Adapun program tersebut merupakan pengembangan BRT di beberapa kota yang menjadi prioritas. Kerja sama ini mencakup rencana transformasi angkutan perkotaan serta pengembangan dan implementasi sistem BRT yang berkelanjutan.
"Program SUTRI NAMA dan INDOBUS telah dilaksanakan pada enam kota percontohan, yaitu Batam, Pekanbaru, Bandung, Semarang, Surabaya dan Makassar," ujarnya.
Fahmi mengklaim bahwa kerja sama ini sudah cukup membantu bagi Kementerian Perhubungan. Pasalnya, GIZ Indonesia telah memberikan panduan dan masukan bagi pengatur kebijakan terkait implementasi BRT di Indonesia. "Hal ini dapat kita tingkatkan pada kesempatan-kesempatan yang akan datang," kata Fahmi.
Lead Advisor GIZ Sutri Nama dan Indobus, Achmad Zacky Ambadar mengatakan bahwa secara garis besar, GIZ mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan transformasi di bidang transportasi. Adapun bentuk transformasinya mencakup, teknis, pendanaan dan capacity building.
"Selain menerbitkan beberapa karya dan juga studi yang bisa digunakan oleh pemerintah Indonesia, kami juga menyadari pentingnya aspek capacity building," ujarnya.
Menurut Zacky, pengembangan kapasitas sangat penting bagi pemerintah Indonesia untuk melanjutkan program-program yang telah dibangun melalui kerja sama ini. "Dengan begitu, setelah proyek ini selesai, pengetahuan yang diperoleh dapat dimanfaatkan dan diteruskan oleh pemerintah Indonesia melalui program-program serupa yang kami jalankan," katanya.
Sebagai informasi, Kementerian Perhubungan telah menandatangani kesepakatan implementasi proyek Sustainable Urban Transport Programme Indonesia (SUTRI NAMA) dan komponen Indonesian Bus Rapid Transit Corridor Development Project (INDOBUS) pada tahun 2017 dan selesai akhir 2024.
SUTRI NAMA akan membantu mengatasi tantangan transportasi perkotaan, seperti peningkatan jumlah penduduk dan kendaraan bermotor, melalui kombinasi pengembangan kapasitas dan pembiayaan. Proyek ini akan mengembangkan mekanisme pendanaan, pemantauan lingkungan, serta merancang program-program transportasi perkotaan di kota-kota percontohan. Selain itu, akan dibentuk mekanisme pembiayaan berkelanjutan untuk mendukung pembangunan transportasi perkotaan, termasuk pengembangan sistem bus, manajemen parkir, dan transportasi non-motor, seperti fasilitas bagi pejalan kaki dan jalur sepeda.
Sementara, Indobus merupakan proyek yang sejalan dengan rencana pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Pemerintah bersama INDOBUS akan mempercepat pembangunan transportasi perkotaan, termasuk menyiapkan standar nasional untuk sistem BRT dan implementasinya di kota-kota percontohan. Sistem BRT akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing kota dan akan dijadikan referensi untuk penerapan sistem BRT di kota-kota lain di Indonesia.
Pilihan Editor: Janji Ridwan Kamil, Dharma Pongrekun, dan Pramono Atasi Kemacetan Jakarta