Dia lalu meminta publik agar memandang secara adil dan tidak menyudutkan Kaesang maupun Presiden Jokowi. Dia bahkan mengharapkan agar media yang melakukan trial by press untuk melibatkan pihak lain yang juga menggunakan pesawat jet pribadi, seperti Megawati, Mahfud Md, dan Puan.
“Ini kalau hanya untuk Mas Kaesang, kemudian mereka heboh. Tapi untuk yang lain, Ibu Mega, Pak Mahfud, Ibu Puan, dan lain-lain, mereka (media) nggak ambil pusing. Tapi untuk Kaesang tiba-tiba mereka begitu antusias, ada apa di situ? Ini kan pertanyaan, apakah sengaja melakukan trial by press atau trial by netizen untuk menyudutkan Mas Kaesang atau Pak Jokowi?” kata Hasan.
Dia mengatakan bahwa saat Mahfud Md menggunakan jet pribadi, para pendekar antikorupsi tidak bisa menjelaskan arah dari dugaan gratifikasi. “Ya, oke ini gratifikasi, tapi apa ini gratifikasi yang terlarang, katanya. Loh, kalau untuk Pak Mahfud, mereka (pejuang antikorupsi) jawabannya meliuk-liuk, tapi kalau untuk Mas Kaesang, mereka straight to the point,” ucap Hasan.
Dia pun meminta agar publik yang mendesak Kaesang, juga mendesak pihak lain dalam hal ini pejabat publik. Dia menyinggung Megawati yang bukan hanya berperan sebagai Ketum PDIP, tetapi juga Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang seharusnya juga disorot.
“Saya enggak tahu, Dewan Pengarah BRIN dan Dewan Pengarah BPIP itu pejabat publik enggak? Maksudnya, (Megawati) juga pejabat publik kan. Jadi, Anda menuntut keadilan, tetapi buka dulu (buktinya bahwa) Anda adil enggak, sejak dari pikiran?” ujar Hasan.
Pilihan Editor: Ini Kronologi Ekspor Pasir Laut: Dihentikan Megawati dan Dibuka Lagi Jokowi