Guru besar transportasi dari Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, mengatakan pemerintah harus mengembangkan kereta cepat Jakarta-Bandung untuk bisa memenuhi nilai ekonomi yang berkelanjutan. Pengembangan itu, kata Sutanto, meliputi optimalisasi jaringan transportasi untuk menciptakan keterhubungan.
Selain itu, Sutanto mengatakan pemerintah juga bisa menggenjot penerimaan di luar penjualan tiket untuk memastikan keberlanjutan keuangan. Misalnya, dengan mengembangkan kawasan berbasis transit ataupun layanan komersial lain.
Ia mengingatkan bahwa peningkatan jumlah penumpang pasti akan dibarengi dengan meningkatnya frekuensi operasi yang berdampak pada kenaikan biaya operasional dan perawatan. Oleh karena itu, biaya operasional serta penerimaan harus seimbang. “Jangan sampai terjadi subsidi yang berlebihan karena Whoosh juga dimiliki perusahaan asing,” kata Sutanto seperti dikutip dalam laporan Majalah Tempo pada Senin, 29 Juli 2024.
Sebelumnya Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menuding proyek kereta cepat menjadi salah satu penyebab perseroan merugi pada 2023. Ia sampaikan hal itu saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, pada Senin, 8 Juli 2024.
Tingginya beban bunga PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PBSI) menyebabkan keuangan WIKA terguncang. PBSI ialah anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pemilik mayoritas saham PT KCIC, yakni mencapai 60 persen. Namun Wijaya Karya menguasai 38 persen saham PSBI.
Agung mengatakan Whoosh turut membebani keuangan perusahaan. WIKA mencatatkan kerugian Rp 7,12 triliun pada 2023. Angka itu membengkak 11,86 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 59,59 miliar. Ia menyebut perseroan rugi akibat membayar penyertaan untuk proyek kereta cepat, sehingga harus menerbitkan obligasi yang menambah beban keuangan.
Menurut dia, dari penyertaan yang sudah digelontorkan sebesar Rp 6,1 triliun. “Kemudian yang masih dispute (belum dibayar) sekitar Rp 5 triliun, sehingga hampir Rp 12 triliun," kata dia.
Sekretaris Perusahaan PT KCIC, Eva Chairunisa mengatakan seluruh proses pembangunan kereta cepat sudah dihitung dan dikoordinasikan dengan petinggi institusi yang terlibat. Ia mengklaim pembangunan kereta cepat ditujukan untuk kemajuan transportasi di Indonesia. Proyek Whoosh diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan perekonomian antara Jakarta dan Bandung, melalui transportasi massal ramah lingkungan yang modern.
Terkait klaim penyertaan modal triliunan dari WIKA, manajemen KCIC mengatakan semua sudah sesuai alurnya. “Dapat kami sampaikan bahwa dalam prosesnya semua yang berkaitan dengan penagihan di KCIC, harus melalui prosedur administrasi agar semuanya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik,” kata Eva dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 16 Juli 2024.
Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan kereta cepat Jakarta-Bandung sejak beroperasi pada Oktober tahun lalu telah memberi banyak manfaat untuk masyarakat Indonesia. Tak hanya memangkas waktu tempuh, Eric mengatakan kereta cepat ini juga bisa mengefisiensi penggunaan energi.
"Dengan menggunakan energi listrik, Kereta Cepat Jakarta-Bandung bisa melakukan penghematan bahan bakar sebesar Rp3,2 triliun per tahun," kata Ketua Umum PSSI itu dikutip dari akun Instagram resmi pribadinya di Jakarta, Minggu, 21 Juli 2024.
Erick juga mengatakan bahwa kereta cepat telah membawa empat juta penumpang hingga awal Juli 2024. Menurut Erick, angka tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan dan antusiasme masyarakat terhadap kereta cepat pertama di Asia Tenggara tersebut.
Pilihan Editor: Edisi Khusus 10 Tahun Jokowi: Bengkak Biaya Proyek Kereta Cepat Whoosh hingga Wika Teriak Rugi