Menurut dia, PT KCIC juga akan berinovasi dalam pelayanan tiket untuk memudahkan pelanggan dan menambah jadwal Whoosh secara bertahap. “Penambahan tersebut juga akan diiringi oleh penambahan perjalanan KA Feeder serta intermodal lainnya yang mendukung perjalanan lanjutan dari para penumpang Whoosh,” kata dia.
Tak hanya itu, PT KCIC juga menarik minat masyarakat untuk merasakan kereta cepat ini dengan layanan khusus penumpang rombongan dan perjalanan edukasi. Para penumpang untuk layanan ini akan dibantu untuk mendapatkan tempat duduk berdekatan atau berdampingan ketika dibutuhkan ketika agenda tertentu.
Dalam layanan perjalanan edukasi ini, PT KCIC juga memasang tarif khusus untuk perjalanan rombongan pelajar. Program ini diklaim menjadi salah satu layanan minati berbagai lembaga pendidikan nasional dan internasional. Bersamaan dengan program ini, PT KCIC juga telah mengeluarkan produk kartu langganan Frequent Whoosher yang bisa dibeli di Stasiun Halim, Padalarang, dan Tegalluar.
“Dengan menggunakan kartu ini, penumpang bisa menikmati 10 perjalanan Whoosh kelas Premium Economy dengan tarif flat meskipun perjalanan dilakukan di jam sibuk,” kata dia.
Rencana KCIC untuk mendongkrak penumpang yang masih jauh dari target ideal 30 ribu orang per hari itu dinilai tak rasional. Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Herry Gunawan, mengatakan jumlah keterisian penumpang yang rata-rata per hari hanya 17 ribu per orang sudah terang kalau tak ada kekurangan kapasitas. Herry mencontohkan, kalau pada hari libur atau akhir pekan Whoosh ramai, itu pun tak pernah sampai kelebihan penumpang atau menyundul target ideal itu.
“Pemerintah sekarang galau. Kalau tambah frekuensi perjalanan, jangan-jangan malah ada beban operasional tambahan, sehingga ruginya makin dalam,” kata Herry saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan pada Jumat, 26 Juli 2024.
Dalam analisa Herry, pada Juni 2024 rata-rata jumlah penumpang Whoosh per hari mencapai sekitar 17,2 ribu penumpang per hari atau 57 persen. Jumlah ini meningkat 3 persen jika dibandingkan rata-rata harian penumpang di Mei sebanyak 16,7 ribu atau meningkat 26 persen apabila dibandingkan bulan April sebanyak 13,6 ribu penumpang per hari.
Oleh karena itu, ia berpandangan kalau dengan asumsi rata-rata penumpang 50 persen saja, PT KCIC akan balik modal selama 76 tahun. Padahal rencana awal balik modal itu akan tercapai selama 38 tahun. “Ini dengan asumsi tidak ada kenaikan beban, yang tentu saja mustahil,” kata dia.
Pendapat serupa juga disampaikan Achmad Yunus saat dihubungi dalam kesempatan terpisah. Direktur Eksekutif Sinergi BUMN Institute itu mengatakan menambah frekuensi penumpang dengan kondisi yang tak ideal seperti itu akan berdampak pada biaya operasional Whoosh yang tinggi. “Menambah frekuensi jangan sekadar untuk mencapai target,” kata dia, Jumat, 26 Juli 2024.